BI Tahan Suku Bunga, Laju IHSG Terhenti! TLKM-INDF Dilepas

Tri Putra, CNBC Indonesia
17 December 2020 15:49
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (17/12/20) ditutup merah tipis 0,08% ke level 6.113,38 meski sempat melaju kencang hingga 0,68% pada sesi pertama, setelah pengumuman keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk menahan suku bunga acuan di angka 3,75%.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 143 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 21,9 triliun. Terpantau 211 saham menghijau, 252 terkoreksi, sisanya 166 stagnan.

Tercatat asing melakukan jual bersih di saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 113 miliar dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) senilai Rp 31 miliar.

Asing juga melakukan beli bersih (net buy) di saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) Rp 137 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 85 miliar.

Dari luar negeri, dalam pengumuman kebijakan moneter, bank sentral AS, The Fed pimpinan Jerome Powell ini mengatakan akan terus melanjutkan QE dengan nilai setidaknya US$ 120 miliar per bulan "sampai ada perbaikan substansial menuju target full employment serta stabilitas harga".

Selain QE, The Fed juga berkomitmen mempertahankan suku bunga acuan <0,25% dalam waktu yang lama.

"Langkah-langkah ini akan memastikan kebijakan moneter akan terus memberikan dukungan yang kuat terhadap perekonomian sampai pemulihan tercapai," kata Powell.

The Fed memberikan inflasi yang dilihat dari belanja konsumsi personal (personal consumption expenditure/PCE) di tahun ini sebesar 1,2%, kemudian di tahun depan 1,8%. Artinya masih belum mencapai target di atas 2%, sehingga pada tahun depan kebijakan moneter yang diterapkan masih ultra longgar.

Sementara itu, dari dalam negeri Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Desember 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,75%.

Keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan perbaikan ekonomi terus berlanjut dengan ekonomi yang tumbuh 5% di 2021.

"Ke depan perekonomian dipengaruhi oleh vaksinasi dan berlanjutnya stimulus fiskal dan moneter. Ini didorong kenaikan volume perdagangan dan harga komoditas dunia," kata Perry.

Perry juga mengatakan ketidakpastian turun seiring ketersediaan vaksin dan suku bunga rendah di tingkat global. Hal ini juga meningkatkan inflow ke negara berkembang."Ini mendorong penguatan mata uang berbagai negara termasuk Indonesia," kata Perry.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular