
Anies Keluarkan Sergub, Rupiah Menguat Tipis-Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (17/12/2020), setelah stagnan nyaris sepanjang perdagangan. Pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) serta seruan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk mengendalikan penyebaran penyakit akibat virus corona (Covid-19) turut mempengaruhi pergerakan rupiah.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di level Rp 14.090/US$, sama persis dengan posisi penutupan kemarin. Setelahnya rupiah sempat melemah 0,18% ke Rp 14.115/US$, tetapi tidak lama kembali ke Rp 14.090/US$ dan tertahan hingga beberapa menit sebelum penutupan perdagangan.
Di akhir sesi, rupiah berada di level Rp 14.085/US$, menguat 0,04% di pasar spot.
Mayoritas mata uang utama Asia menguat melawan dolar AS hari ini. Hingga pukul 15:11 WIB, hanya yuan china yang melemah tipis 0,01%, sementara baht Thailand menjadi yang terbaik dengan penguatan 0,53%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hari ini.
Nyaris semua mata uang utama Asia yang menguat hari ini menunjukkan dolar AS memang sedang tertekan.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) juga mengumumkan kebijakan moneter dini hari tadi. The Fed berkomitmen untuk menjalankan program pembelian aset (quantitative easing/QE) sampai pasar tenaga kerja AS kembali mencapai full employment dan inflasi konsisten di atas 2%.
Artinya kebijakan moneter ultra longgar masih akan dipertahankan dalam waktu yang lama. Sehingga dolar AS juga akan tertekan cukup lama, bahkan ada yang memprediksi hingga 2 tahun ke depan.
Selain itu, stimulus fiskal di AS juga sepertinya akan cair dalam waktu dekat. Para pemimpin dari Partai Demokrat dan Republik di House of Representatif (DPR) dan Senat AS masih melakukan perundingan.
"Saya optimistis kita bakal bisa mencapai pemahaman dalam waktu dekat," tutur Pimpinan Mayoritas Senat dari Partai Republik, Mitch McConnel, pada Selasa malam setelah pertemuan tersebut.
Sementara itu Pimpinan Minoritas Senat Chuck Schumer mengatakan bahwa para pimpinan "membuat kemajuan, dan semoga kita bisa mencapai kesepakatan segera."
Jika stimulus fiskal tersebut cair, maka jumlah uang yang beredar di perekonomian akan bertambah, dan secara teori dolar AS akan melemah.
Dari dalam negeri, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali mengatur pelaksanaan kegiatan perkantoran hingga pusat perbelanjaan selama masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendatang. Hal ini untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 selama masa liburan akhir tahun ini.
Pengaturan ini dikeluarkan melalui Seruan Gubernur (Sergub) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta nomor 17 tahun 2020 tentang Pengendalian Kegiatan Masyarakat Dalam Pencegahan Covid-19 pada Masa Libur Hari Raya Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Dalam seruan tersebut, dituliskan aturan yang harus dilakukan oleh setiap warga Jakarta untuk mengendalikan Covid-19.
Pertama, memprioritaskan ada di rumah dan mengurangi kegiatan di luar rumah kecuali untuk kegiatan yang mendasar dan mendesak. Adapun saat melakukan kegiatan mendesak wajib melakukan protokol kesehatan.
Kemudian, pelaku usaha hingga perkantoran hanya boleh dilakukan hingga pukul 19.00 WIB dengan kapasitas jumlah orang yang berada di kantor maksimal 50%.
Begitu juga untuk pusat perbelanjaan, kafe, restoran hingga tempat wisata maksimal pengunjung hanya boleh 50%. Namun jam bukanya lebih lama dari kantor yakni bisa hingga pukul 21.00 WIB.
Khusus pada tanggal 24 Desember - 27 Desember 2020 dan 31 Desember - 3 Januari 2021, bagi yang melaksanakan ibadah hanya boleh dilaksanakan hingga 19.00 WIB.
Seruan tersebut tidak seketat awal-awal masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tetapi tetap membatasi pergerakan masyarakat, sehingga tingkat konsumsi berisiko tertekan dan menghambat pemulihan ekonomi. Alhasil rupiah stagnan nyaris sepanjang perdagangan, sebelum akhirnya menguat tipis setelah pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI).
BI sesuai prediksi mempertahankan suku bunga bunganya saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Desember 2020. Gubernur Perry Warjiyo dan kolega memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,75%.
Keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan perbaikan ekonomi terus berlanjut dengan ekonomi yang tumbuh 5% di 2021.
"Ke depan perekonomian dipengaruhi oleh vaksinasi dan berlanjutnya stimulus fiskal dan moneter. Ini didorong kenaikan volume perdagangan dan harga komoditas dunia," kata Perry.
Perry juga mengatakan ketidakpastian turun seiring ketersediaan vaksin dan suku bunga rendah di tingkat global. Hal ini juga meningkatkan inflow ke negara berkembang."Ini mendorong penguatan mata uang berbagai negara termasuk Indonesia," kata Perry.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'
