Pantang Kendur, IHSG Mantap Menguat & Menuju 6.200 Nih?

Putra, CNBC Indonesia
17 December 2020 09:25
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis(17/12/20) dibuka hijau 0,61% ke level6.046,86. Selang 10 menit IHSG masih hijau 0,47% ke level 6.150,22 jelang pengumuman keputusan suku bunga acuan oleh Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp37miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp3,3 triliun.

Tercatat asing melakukan jual bersih di saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 71miliar dan PT bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 5miliar.

Asing juga melakukan beli bersih (net buy) di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk(BBRI) Rp 21 miliar dan PT Bank Central AsiaTbk(BBCA) Rp 17miliar.

Dalam pengumuman kebijakan moneternya, bank sentral AS, The Fed pimpinan Jerome Powell ini mengatakan akan terus melanjutkan QE dengan nilai setidaknya US$ 120 miliar per bulan "sampai ada perbaikan substansial menuju target full employment serta stabilitas harga".

Selain QE, The Fed juga berkomitmen mempertahankan suku bunga acuan <0,25% dalam waktu yang lama.

"Langkah-langkah ini akan memastikan kebijakan moneter akan terus memberikan dukungan yang kuat terhadap perekonomian sampai pemulihan tercapai," kata Powell.

The Fed memberikan inflasi yang dilihat dari belanja konsumsi personal (personal consumption expenditure/PCE) di tahun ini sebesar 1,2%, kemudian di tahun depan 1,8%. Artinya masih belum mencapai target di atas 2%, sehingga pada tahun depan kebijakan moneter yang diterapkan masih ultra longgar.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan kebijakan moneter hari ini. Gubernur BI Perry Warjiyo dan rekan menggelar RDG terakhir tahun ini pada 16-17 Desember 2020. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan tidak berubah, tetap di 3,75%. Ini adalah rekor terendah sepanjang sejarah.

Sepanjang tahun ini, suku bunga acuan sudah turun 125 basis poin. Lebih dalam ketimbang penurunan tahun lalu sebesar 100 bps.

Pelaku pasar akan melihat sinyal apakah suku bunga masih berpeluang dipangkas tahun depan, atau periode pemangkasan sudah berakhir. Kali terakhir BI memangkas suku bunga bulan November lalu, rupiah menjadi kurang bertenaga, dan kesulitan melewati level Rp 14.000/US$.

Seandaianya BI mengindikasikan periode pemangkasan suku bunga sudah berakhir, rupiah berpeluang menguat kembali.

Meski BI agresif dalam memangkas suku bunga, perbankan belum merespons dengan penurunan kredit yang sedalam itu. Rata-rata suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK) bank komersial per Oktober 2020 ada di 9,32%. Memang turun dibandingkan posisi akhir 2019, tetapi hanya 71 bps.

Dalam periode yang sama, rerata suku bunga Kredit Investasi (KI) dan Kredit Konsumsi (KK) turun masin-masing 89 bps dan 57 bps. Lagi-lagi masih di bawah penurunan suku bunga acuan.

Oleh karena itu, diharapkan suku bunga perbankan bisa terus turun guna menggerakkan roda bisnis agar lebih kencang, dan perekonomian Indonesia bisa segera lepas dari resesi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular