Saham Apple & Baidu Meroket, Wall Street Pesta Pora!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
16 December 2020 07:40
Wall Street/Brendan McDermid | Reuters
Foto: Wall Street/Brendan McDermid | Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street mencatat rekor tinggi pada penutupan perdagangan pada Selasa (15/12/2020) waktu AS atau Rabu pagi waktu Indonesia, dengan tiga indeks utama naik.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq Composite sama-sama ditutup hijau.

Data CNBC International mencatat, DJIA naik 337.76 poin atau 1.13% menjadi 30.199,31, sedangkan S&P 500 naik 47.13 poin atau 1.29% menjadi 3.694,62.

Indeks Nasdaq Composite naik 155.02 poin atau 1,25% menjadi 12.595,06, melebihi rekor penutupan tertinggi sebelumnya pada 8 Desember.

Saham Apple Inc menjadi pendorong teratas untuk ketiga saham benchmark di bursa AS ini, sahamnya melonjak 5% ke level tertinggi sejak September setelah sebuah laporan mengatakan Apple berencana meningkatkan produksi iPhone sebesar 30% pada paruh pertama 2021.

Indeks saham-saham sektor teknologi di S&P 500 juga menguat 1,6% berkat dukungan saham Apple. Sektor ini telah mengungguli pasar yang lebih luas selama pandemi dan naik lebih dari 35% secara tahun berjalan atau year to date.

Saham Apple di Nasdaq naik 5%, sementara kenaikan tinggi juga dicatatkan saham Baidu Inc sebesar 13,83%, dan eBay Inc 5,06%. Saham Apple juga masuk di Indeks DJIA.

"Pasar suka beralih ke [saham] teknologi ketika takut ekonomi akan terhenti karena peningkatan infeksi Covid-19 dan penutupan [lockdown]," kata Christopher Grisanti, Kepala Strategi ekuitas di MAI Capital Management, dikutip dari Reuters.

Sementara indeks Russell 2000, yang berisi 2.000 emiten kecil juga melonjak sekitar 2,4% ke rekor tertinggi.

Beberapa investor memandang lonjakan infeksi dan kematian virus corona baru-baru ini, bersama dengan laporan suram ketenagakerjaan pada November, menjadi dorongan utama agar terjadi kesepakatan yang cepat akan stimulus Covid-19 sehingga bisa menyelamatkan sektor-sektor sensitif secara ekonomi.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengundang para pemimpin kongres AS untuk bertemu pada Selasa malam dalam menyelesaikan kesepakatan belanja pemerintah besar-besaran dan mencapai kesepakatan tentang paket baru bantuan virus corona.

The Fed juga diperkirakan akan memberi sinyal suku bunga rendah untuk masa mendatang dalam pertemuan 2 hari mulai Selasa. Peluncuran vaksin virus corona belum lama ini diharapkan dapat meningkatkan prospek bank sentral tahun 2021.

Peningkatan likuiditas dan suku bunga pinjaman yang sangat rendah juga mengirim investor berbondong-bondong ke saham selama pandemi Covid-19, sementara optimisme atas vaksin mendorong Indeks S&P 500 ke rekor tertinggi minggu lalu.

Saham Eli Lilly and Co melonjak 6% setelah perusahaan mengatakan akan membeli Prevail Therapeutics Inc dalam kesepakatan yang berpotensi bernilai US$ 1 miliar untuk memperluas kehadirannya di bidang terapi gen yang menguntungkan. Saham Prevail juga melonjak 82%.

Saham Moderna Inc anjlok 5%, bahkan setelah anggota staf Badan Pengawas Obat dan Makanan AS tidak menyampaikan kekhawatiran apa pun atas data tentang vaksin buatan mereka. Sebuah laporan mengatakan vaksin akan mendapatkan persetujuan penggunaan darurat pada Jumat lalu.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh Nasdaq Melorot! Saham Tesla, Facebook dkk Jeblok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular