Neraca Dagang RI Surplus, Rupiah Masih Tertahan di Zona Merah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 December 2020 12:37
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Selasa (15/12/2020). Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta yang akan kembali diketatkan membuat rupiah tertekan.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di level Rp 14.070/US$. Depresiasi rupiah semakin membengkak hingga 0,64% ke Rp 14.160/US$.
Posisi rupiah membaik, berada di level Rp 14.100/US$ hingga pukul 12:00 WIB, melemah 0,21% di pasar spot.

Senin malam kemarin, Menko Marves Luhut B. Pandjaitan memerintahkan Gubernur Anies Baswedan untuk kembali memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta.

Sikap pemerintah pusat ini disampaikan Luhut pada Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim dan Bali secara virtual di Kantor Maritim pada Hari Senin (14/12/2020).

Lebih rinci, Luhut meminta kepada Anies Baswedan untuk mengetatkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home) hingga 75%.

"Saya juga minta Pak Gubernur untuk meneruskan kebijakan membatasi jam operasional hingga pukul 19:00 dan membatasi jumlah orang berkumpul di tempat makan, mall, dan tempat hiburan," pintanya.

Sementara itu pada hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan impor Indonesia pada November 2020 masih mengalami pertumbuhan negatif atau kontraksi. Ini membuat neraca perdagangan kembali mencatat surplus.

Pada November 2020, nilai impor tercatat US$ 12,66 miliar. Turun 17,46% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Dengan nilai ekspor yang sebesar US$ 15,28 miliar, maka neraca perdagangan Indonesia pada November 2020 membukukan surplus US$ 2,62 miliar. Kali terakhir neraca perdagangan mengalami defisit adalah pada April 2020.

Sebagai informasi, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor November 2020 terkontraksi 24,14% YoY. Sementara neraca perdagangan diperkirakan surplus US$ 2,72 miliar.

Surplus neraca dagang tersebut masih belum sanggup memperbaiki posisi rupiah. Sebab jika PSBB kembali diketatkan, pemulihan ekonomi Indonesia kemungkinan akan terhambat lagi di penghujung tahun ini, sehingga akan semakin berat untuk segera lepas dari resesi.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular