PSBB Bakal Ketat Lagi, Kurs Dolar Singapura Naik ke Rp 10.600

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 December 2020 11:23
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (15/12/2020). Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta yang akan kembali diketatkan membuat rupiah tertekan.

Melansir data Refinitiv, pagi tadi dolar Singapura langsung menguat 0,6% ke Rp 10.601,98/SG$ di pasar spot. Semakin siang, penguatan dolar Singapura terpangkas, berada di level Rp 10.550,73/SG$ pada pukul 10:52 WIB.

Kasus Covid-19 dari dalam negeri saat ini sedang tinggi-tingginya. Kemarin, jumlah kasus baru tercatat sebanyak 5.489 orang, tetapi sebelumnya dalam 5 hari beruntun selalu di atas 6.000 kasus.

Pada Kamis (3/12/2020) kasus Covid-19 mencatat rekor penambahan 8.369 kasus.

Alhasil, kasus aktif virus corona (Covid-19) terus mengalami tren kenaikan dan menciptakan rekor baru selama 14 hari beruntun. Hal ini menimbulkan kekhawatiran karena keterbatasan jumlah rumah sakit dan tenaga kesehatan. Hingga Senin kemarin, kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 93.396 orang.

Guna meredam peningkatan kasus tersebut pemerintah memutuskan untuk melarang kerumunan dan perayaan tahun baru di tempat umum.

Keputusan ini diambil dalam Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim dan Bali secara virtual di Kantor Maritim pada Hari Senin (14-12-2020) yang dipimpin oleh Menko Marves Luhut B. Pandjaitan. Dia meminta agar implementasi pengetatan ini dapat dimulai pada tanggal 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021.

Selain itu Luhut juga memerintahkan Gubernur Anies Baswedan untuk kembali memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta.

Lebih rinci, Luhut meminta kepada Anies untuk mengetatkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home) hingga 75%.

"Saya juga minta Pak Gubernur untuk meneruskan kebijakan membatasi jam operasional hingga pukul 19:00 dan membatasi jumlah orang berkumpul di tempat makan, mall, dan tempat hiburan," pintanya.

Dengan penerapan kebijakan tersebut, pemulihan ekonomi Indonesia kemungkinan akan terhambat lagi di penghujung tahun ini, sehingga akan semakin berat untuk segera lepas dari resesi.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular