
Corona Tambah Gila, Bursa Saham Asia Galau Dibuatnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia bergerak variatif pagi ini. Kekhawatiran akan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) membuat investor galau.
Hari ini, Selasa (15/12/2020) pukul 08:42 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Benua Kuning:
Sepertinya bursa saham Asia mengikuti jejak Wall Street yang gamang. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,62% dan S&P 500 terkoreksi 0,44%. Namun Nasdaq Composite masih bisa mengat 0,5%.
Setelah sempat mereda, serangan virus corona kembali merebak, termasuk di Asia. Di Korea Selatan, pemerintah memutuskan untuk kembali menutup aktivitas belajar-mengajar di sekolah di wilayah Kota Seoul dan sekitarnya. Siswa kembali melakukan belajar jarak jauh setidaknya sampai akhir bulan ini.
"Pemerintah tidak akan ragu menaikkan status ke Fase III (paling ketat) jika memang diharuskan. Ini tergantung masukan dari kementerian terkait, pemerintah daerah, dan para ahli," tegas Chung Sye-kyun, Perdana Menteri Korea Selatan, seperti dikutip dari Reuters.
Kemarin, Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA) mengumumkan ada 718 kasus baru di Negeri Ginseng. Turun dibandingkan hari sebelumnya yang menebus rekor kasus harian tertinggi yaitu 1.030. Kini total pasien positif corona di Korea Selatan berjumlah 43.484 orang, di mana 587 di antaranya meninggal dunia.
Sementara di Jepang, Perdana Menteri Yoshihide Suga memutuskan untuk menunda promosi pariwisata. Penundaan ini akan berlangsung hingga 11 Januari 2021.
"Kami akan menerapkan kebijakan untuk meredam penyebaran virus lebih lanjut hingga Tahun Baru untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan. Sebaiknya semua orang lebih tenang saat libur Tahun Baru," kata Suga dalam rapat kabinet, seperti dikutip dari Reuters.
Sabtu pekan lalu, pasien positif corona di Negeri Matahari Terbit bertambah lebih dari 3.000 orang. Ini adalah rekor kasus harian tertinggi.
Sebelumnya, pemerintah Jepang memang tengah menggenjot promosi pariwisata berbalut program Go to Travel. Ini dilakukan untuk menyeimbangkan kegiatan ekonomi, dibarengi upaya menekan penyebaran virus corona.
Keputusan pemerintah untuk menunda promosi pariwisata membuat kepercayaan rakyat Jepang terhadap pemerintahan Suga tergerus. Dalam jajak pendapat yang diterbitkan harian Mainichi pad akhir pekan lalu, dukungan terhadap pemerintahan Suga adalah 40%. Turun 17 poin persentase dibandingkan jajak pendapat bulan lalu.
Suasana yang penuh keprihatinan jelang musim liburan Hari Natal dan Tahun Baru ini membuat investor berpikir ulang untuk bermain 'menyerang'. Dalam kondisi yang serba tidak pasti, memang yang terbaik adalah bermain defensif, cari aman saja.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham