Target Rp 8,5 T, Garuda Siap Rilis Obligasi Konversi Bertahap

Monica Wareza, CNBC Indonesia
15 December 2020 09:15
Garuda Indonesia Luncurkan Livery Pesawat
Foto: Garuda Indonesia Luncurkan Livery Pesawat

Jakarta, CNBC Indonesia - Penerbitan obligasi wajib konversi (mandatory convertible bond/MCB) oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) tinggal menghitung hari.

Perusahaan BUMN ini menargetkan bisa menerbitkan instrumen tersebut jelang akhir tahun ini dan mengantongi dana segar untuk membantu operasional perusahaan sesegera mungkin.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan ada potensi bahwa MCB tersebut akan diterbitkan secara bertahap, alias tidak sekaligus sebanyak Rp 8,5 triliun.

Namun hal ini masih menunggu finalisasi antara perusahaan dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) alias SMI yang akan menjadi investornya.



"Nah ini [rencana penerbitan] yang masih belum final. Kemungkinan selalu ada," kata Irfan kepada CNBC Indonesia, Senin (15/12/2020).

Seperti diketahui, Garuda telah telah mendapatkan izin dari pemegang saham untuk menerbitkan MCB senilai maksimal Rp 8,5 triliun.

Dana dari aksi korporasi ini akan dipergunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehingga dapat meningkatkan kemampuan perusahaan.

Adapun SMI akan bertindak sebagai pihak yang menyerap OWK tersebut lantaran menerima mandat dari Kementerian Keuangan selaku pemegang saham perusahaan.

Surat utang ini akan dikonversi 7 tahun kemudian menjadi kepemilikan saham melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD)/private placement.

Aksi korporasi ini merupakan bagian dari mandat dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 118/PMK.06/2020 tentang Investasi Pemerintah dalam Rangka Program Pemulihan Ekonomi Nasional dan untuk memperbaiki posisi keuangan Garuda Indonesia.

Berdasarkan prospektus awal, harga private placement ini nanti akan dieksekusi di harga Rp 206/saham.

Jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak 41,26 miliar saham sehingga nantinya saham seri B akan mengalami penurunan kepemilikan (dilusi) 61%.

Harga konversi ini ditetapkan berdasarkan 90% dari rata-rata harga penutupan saham selama 25 hari bursa berturut-turut di pasar reguler sejak tanggal 13 Oktober 2020 atau pada tanggal penutupan bursa 1 hari sebelum tanggal 13 Oktober 2020 yang mana yang lebih rendah yakni sebesar Rp 206.

Struktur pemegang saham GIAA setelah OWKFoto: Struktur pemegang saham GIAA setelah OWK
Struktur pemegang saham GIAA setelah OWK

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Garuda Indonesia (GIAA) Mau Tambah 8 Pesawat, Keluarkan Kocek Segini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular