IHSG Tembus 6.000 & Harga SBN Melesat, Rupiah Gak Ikutan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 December 2020 12:51
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (14/12/2020), padahal aset-aset finansial Indonesia lainnya sedang "berpesta".

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.070/US$, setelahnya langsung melemah 0,43% ke Rp 14.130/US$. Posisi rupiah membaik, berada di Rp 14.080/US$ atau melemah 0,07%.

Meski posisinya membaik, tetapi dibandingkan aset lainnya rupiah masih kalah jauh. Dari pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat lebih dari 1% di perdagangan sesi I, hingga ke atas level 6.000.

Sementara itu dari pasar obligasi, yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun turun 6,5 basis poin (bps) menjadi 6,117% dan berada di level terendah sejak Januari 2018.
Untuk diketahui, pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi. Saat yield turun artinya harga sedang naik, begitu juga sebaliknya. Saat harga naik, berarti sedang ada aksi beli.

Sentimen pelaku pasar sebenarnya sedang bagus hari ini, setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Durg Administration/FDA) menyetujui penggunaan darurat vaksin Pfizer dan BionTech.

"Otorisasi FDA untuk penggunaan darurat vaksin Covid-19 pertama merupakan tonggak penting dalam memerangi pandemi dahsyat yang telah memengaruhi begitu banyak keluarga di AS dan di seluruh dunia," kata komisaris FDA Stephen Hahn dikutip Guardian pada Jumat (11/12/2020).

AS mengikuti negara lain, termasuk Inggris, Kanada, dan Meksiko, yang juga telah mengesahkan vaksin Pfizer-BioNTech untuk penggunaan publik yang lebih luas.
Pemerintah AS berencana untuk mendistribusikan 2,9 juta dosis dalam tempo 24 jam, dan 2,9 juta dosis 21 hari kemudian untuk suntikan kedua.

Vaksinansi besar-besaran pertama akan dilakukan pada Senin pagi (14/12/2020) waktu setempat.

Melihat pergerakan di pasar saham dan obligasi yang menguat, tidak menutup kemungkinan rupiah juga akan terkerek di sisa perdagangan hari ini, dan berbalik menguat di penutupan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular