Ini 5 Saham Jagoan LQ45 yang Dorong IHSG ke 6.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama Senin (14/12/20) yang sukses melesat 1,05% ke level 6.000,69, indeks acuan lain LQ45 juga berhasil melesat kencang.
Indeks yang bersisi konstituen saham-saham dengan perdagangan yang likuid dan prospek usaha yang mumpuni ini berhasil loncat 1%. Bahkan berberapa saham konstituen LQ45 berhasil melesat kencang. Simak tabel berikut.
Kenaikan hari ini dipimpin oleh PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) yang sukses melesat 7,48% ke level harga Rp 10.775/unit.
Sedangkan di posisi kedua muncul emiten PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang terbang 6,05% ke level harga Rp 2.980/unit setelah diuntungkan oleh komoditas batu bara yang terus melesat.
Reli harga batu bara masih tak bisa tertahan. Di akhir perdagangan pekan lalu, harga kontrak futures batu bara termal Newcastle ditutup melesat 3,19% ke level US$ 82,5/ton.
Selanjutnya di posisi ke empat muncul nama emiten PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang tak mau kalah setelah terapresiasi 5,17% ke level Rp 1.525/unit. ANTM berhasil melesat setelah proyek pabrik baterai raksasa RI dikabarkan akan ditandatangani pekan ini.
LG Energy Solution, anak usaha LG Chem Ltd di bidangelectric vehicle(EV)batteryatau baterai kendaraan listrik, dikabarkan akan meneken nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Indonesia Battery Holding (IBH) pada Jumat, 18 Desember pekan ini, di Seoul, Korea Selatan (Korsel).
LG Chem asal Korsel adalah satu dari dua produsen EVbatterydunia yang siap bekerjasama dengan BUMN Indonesia. Satu lagi yakni Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) dari China.
Dikutip dari Business Korea, LG Energy Solution, akan membentuk konsorsium dengan empat perusahaan BUMN yakni MIND ID atau PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Keempat perusahaan pelat merah ini tergabung dalam IBH.
Proyek pabrik baterai dengan periode proyek 5 tahun tersebut diperkirakan menelan biaya sekitar 10 triliun won atau setara dengan Rp 130 triliun (kurs Rp 12,97/won Korea).
"Nota kesepahaman untuk inisiasi proyek dijadwalkan akan ditandatangani pada 18 Desember," tulis informasi dari Business Korea, dikutip Senin (14/12/2020).
Hijaunya bursa saham dalam negeri secara umum sendiri terjadi setelah muncul sentimen dari luar negeri saat otorisasi makanan dan obat-obatan Amerika Serikat (FDA) menyetujui vaksin Pfizer untuk penggunaan darurat.
Dari Paman Sam,FDA akhirnya menyetujui penggunaan darurat vaksin Pfizer dan BionTech. Keputusan tersebut tentunya bisa menjadi sentimen positif bagi pasar finansial, termasuk juga di Indonesia pada perdagangan hari ini, Senin (14/12/2020).
"Otorisasi FDA untuk penggunaan darurat vaksin Covid-19 pertama merupakan tonggak penting dalam memerangi pandemi dahsyat yang telah memengaruhi begitu banyak keluarga di AS dan di seluruh dunia," kata komisaris FDA Stephen Hahn dikutip Guardian pada Jumat (11/12/2020).
AS mengikuti negara lain, termasuk Inggris, Kanada, dan Meksiko, yang juga telah mengesahkan vaksin Pfizer-BioNTech untuk penggunaan publik yang lebih luas.
Pemerintah AS berencana untuk mendistribusikan 2,9 juta dosis dalam tempo 24 jam, dan 2,9 juta dosis 21 hari kemudian untuk suntikan kedua.
Vaksinansi besar-besaran pertama akan dilakukan pada Senin pagi (14/12/2020).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500