Round Up Sepekan

Reli Batu Bara Tak Terbendung, Tembus Level Psikologis 80

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
13 December 2020 11:30
eskcavator dan batu bara
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia melonjak tajam sepanjang pekan ini, hingga terlontar meninggalkan level psikologis 70 dan mencetak level tertingginya sepanjang 2020.

Harga batu bara thermal acuan Newcastle untuk kontrak yang ramai ditransaksikan dibanderol di level harga US$ 82,5 per ton pada akhir pekan ini, atau terhitung melesat 8,8% dari posisi penutupan pekan sebelumnya di US$ 75,8 per ton.

Reli ini melanjutkan tren sepekan sebelumnya yang menguat sebesar 8,4%. Jika dihitung sepanjang bulan berjalan, harga komoditas andalan Indonesia ini terhitung melonjak 17,9% dibandingkan dengan posisi akhir bulan November sebesar US$ 69,95 per ton.

Dengan penguatan sepekan ini, harga batu bara kembali ke level seperti pada 15 Mei 2019 yakni sebesar US$ 83,95 per ton. Reli harga komoditas energi tersebut telah membuat saham-saham perusahaan batu bara nasional meroket.

Kenaikan harga batu bara terjadi bersamaan dengan kebijakan China yang mengurangi impor batu bara asal Australia, terutama untuk produsen baja dan perusahaan listrik di Negeri Panda, terkait ketegangan politik kedua negara.

Pengiriman dengan tujuan yang telah dikonfirmasi di China turun signifikan pada September dan tetap tertekan pada bulan November. Kondisi pasokan yang ketat membuat banyak pihak berspekulasi bahwa Negeri Tirai Bambu akan melonggarkan kebijakan kuota impornya.

Namun, hubungan Canberra-Beijing yang masih diwarnai ketegangan membuat Negeri Panda ini diprediksi lebih memilih pasokan batu bara dari Indonesia sebagai produsen alternatif. Meski demikian, beberapa kapal tanker yang membawa pasokan batu bara Australia dikabarkan mulai diperbolehkan merapat ke pelabuhan China.

Dari sisi permintaan, ada kenaikan impor dari salah satu pasar terbesar dunia yaitu India. Ditambah dengan pemangkasan produksi batu bara oleh para pemasok membuat harganya tertekan ke atas.

Sentimen vaksin corona yang mulai dipakai di Inggris dan segera menyusul di Amerika Serikat (AS) memicu ekspektasi bahwa perekonomian dunia bakal segera pulih, sehingga permintaan energi pun berangsur normal.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gokil! Harga Batu Bara 'Terbang' 16,6% Sepekan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular