
Tak Jadi Balik ke US$ 1.900, Emas PHP Doang Seperti Si Mantan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia pada perdagangan minggu ini hanya mampu naik tipis 0,07% ke level US$ 1.839,02/troy ons kembali diperdagangkan naik ke atas level psikologisnya US$ 1.800/troy ons. Pada pekan ini baik sentimen positif maupun negatif bagi emas berdatangan sehingga harganya bergerak liar dan sempat melesat kencang pada awal pekan.
Kenaikan emas terjadi karena kembali bergulirnya perbincangan terkait stimulus fiskal jumbo di Amerika Serikat membuat dolar AS tertekan dan harga emas terangkat. Stimulus menjadi faktor kunci yang menggerakkan harga emas.
Akan tetapi Emas harus rela terkoreksi di akhir perdagangan akibat sentimen positif vaksin dimana Britania Raya sudah mulai menyuntikkan vaksin darurat ke warga negaranya terutama yang sudah berumur di atas 80 tahun dan pekerja di bidang kesehatan sehingga akhirnya hanya mampu ditutup naik tipis saja.
Berikut tabel gerak emas di pasar spot dalam sepekan.
Sentimen utama apresiasi emas di arena spot pada awal pekan datang dari Juru bicara kamar House of Representative AS, Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin
Kedua belah pihak dijadwalkan akan bertemu kembali untuk membahas mengenai paket stimulus fiskal yang dikabarkan akan mencapai angka sejumlah US$ 908 miliar yang akan disalurkan ke sektor-sektor yang terdampak pandemi virus corona seperti bisnis-bisnis kecil dan para pengangguran.
Stimulus jumbo yang akan diperbincangkan Mnuchin dan Pelosi tentunya merupakan kabar baik bagi emas. Apabila nantinya stimulus jumbo ini cair maka peredaran dolar AS akan naik sehingga nilainya akan turun sehingga aset-aset yang diperdagangkan dalam dolar AS nilainya akan melesat. Salah satu komoditas tersebut tak lain dan tak bukan adalah emas.
Melesatnya harga emas di pasar spot dalam semalam terjadi pada perdagangan pertama pertama pekan kedua Desember (7/12/20) dimana harga Logam Mulia di arena spot loncat dari level US$ 1.837,01/troy ons ke level US$ 1.863,69/troy ons atau kenaikan 1,4% dalam sehari.
Kenaikan bahkan berlanjut ke hari Selasa, dimana emas kembali melesat 0,41% ke level US$ 1.871.36/troy ons sehingga banyak analis memprediksi emas akan kembali ke level US$ 1.900/troy ons dalam waktu dekat.
Akan tetapi ternyata harapan kenaikan emas ke level psikologisnya itu hanyalah harapan palsu belaka sebab pada perdagangan-perdagangan selanjutnya emas terpaksa terkoreksi parah hingga akhirnya hanya mampu ditutup naik tipis.
Hal ini terjadi setelah, Britania Raya (UK) mulai memvaksinasi masyarakatnya dengan vaksin Pfizer/BioNTech sementara itu organisasi obat-obatan dan makanan AS dalam hasil ujicobanya tidak menemukan adanya efek berbahaya dari vaksin yang ditangkap sebagai sinyal akan disetujuinya vaksin tersebut oleh AS dalam waktu dekat.
Vaksinasi di Inggris sendiri dilakukan dengan prioritas garda pekerja kesehatan terdepan seperti suster dan dokter serta masyarakatnya yang sudah berusia di atas 80 tahun.
Dengan kemunculan vaksin yang efektif tentu saja akan mempercepat pemulihan ekonomi dan tentunya hal ini akan menguntungkan aset-aset seperti saham, sehingga aset lindung nilai seperti emas menjadi kurang menarik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Sentral Gelontorkan Stimulus, Harga Emas Kembali Melesat