
Awas Habis Tenaga, Sesi II IHSG Bisa Longsor

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi pertama Selasa (8/12/2020) di jalur positif, setelah pada pagi sempat mencicipi teritori negatif menyusul aksi ambil untung pemodal.
Indeks acuan bursa nasional tersebut menguat 0,15% atau 9,1 poin ke 5.939,871 dengan 220 saham menguat, 242 lain melemah dan 155 sisanya flat. Dengan penguatan hari ini, IHSG tercatat menguat 8,7% sebulan terakhir.
Nilai transaksi bursa sangat tinggi, yakni mencapai Rp 11,3 triliun, dengan 19,4 miliar saham berpindah tangan sebanyak lebih dari 953.000 kali transaksi. Sebagai perbandingan, nilai transaksi kemarin hanya Rp 9,3 triliun, dengan 15 miliar saham berpindah tangan 793.000 kali. Namun, investor asing memilih membukukan transaksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 540 miliar di pasar reguler.
Sentimen positif datang dari 1,2 juta dosis vaksin Sinovac yang diangkut menggunakan pesawat milik maskapai PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) telah tiba di Tanah Air pukul 21.25 WIB pada Minggu (6/12/2020). Pesawat jenis Boeing 777-300ER tersebut mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Namun demikian, belum ada klaim resmi yang menyatakan seberapa efektif vaksin Covid-19 besutan Sinovac tersebut. Ini berbeda dari vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna dan AstraZeneca yang mengklaim tingkat efikasinya mencapai 90%.
Analisis Teknikal
![]() IHSG Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terkoreksi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.963. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.889.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 75 yang menunjukkan adanya indikator jenuh beli. Hal ini biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terdepresiasi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang sudah jenuh beli.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000