Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Tanah Air yang sempat hijau pun kini merah di perdagangan pasar spot.
Pada Selasa (8/12/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.164. Rupiah melemah 0,21% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, rupiah pun berbalik melemah. Kala pembukaan pasar, rupiah stagnan di Rp 14.080/US$. Sempat menguat tipis 0,07%, rupiah berbalik melemah 0,14% pada pukul 10:00 WIB.
Namun bukan cuma rupiah, mayoritas mata uang utama Asia juga tidak berdaya menghadapi dolar AS. Hanya yen Jepang, ringgit Malaysia, peso Filipina, dan baht Thailand yang mampu menguat. Di antara mata uang yang melemah, rupiah menduduki peringkat kedua terbawah.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:03 WIB:
Setelah lama teraniaya, dolar AS mulai bangkit. Pada pukul 09:24 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,1%.
Harap maklum, mata uang Negeri Paman Sam memang sudah terkoreksi lumayan dalam. Selama sebulan terakhir, Dollar Index sudah ambles 1,45%. Sejak awal kuartal IV-2020, penurunannya mencapai lebih dari 3%.
Meski secara fundamental koreksi dolar AS masih sangat terbuka, tetapi secara teknikal akan ada yang namanya jenuh jual (oversold). Dolar AS sudah terlalu banyak mengalami tekanan jual, dan akan datang saatnya investor merasa 'harga' mata uang ini sudah lumayan murah. Ini akan mendorong aksi beli terhadap dolar AS sehingga nilai tukarnya berbalik menguat.
Aset-aset di pasar keuangan Indonesia pun sudah mengalami kenaikan yang luar biasa. Tentu suatu saat investor akan mencairkan keuntungan ini. Di pasar saham, investor asing membukukan jual bersih (net sell) Rp 151,57 miliar pada pukul 09:31 WIB.
"Anda sudah melihat koreksi di Dow Jones dan S&P 500 setelah mencetak rekor tertinggi. Mungkin pasar hanya perlu katalis selanjutnya,"ujar Tom Piotrowski, Market Analyst CommSec, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA