Ada Vaksin Corona dari China, Kok Rupiah Terlemah Kedua Asia?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 December 2020 10:27
rupiah, bi
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Namun rupiah malah merah di perdagangan pasar spot.

Hari ini, Senin (7/12/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.135. Rupiah menguat 0,33% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Sebaliknya, rupiah melemah di 'arena' pasar spot, meski terbatas saja. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.100 di mana rupiah melemah 0,11%.

Sementara mata uang Asia lainnya bergerak variatif di hadapan dolar AS. Ini menandakan investor sedang cenderung menahan diri, belum berani bermain terlalu agresif.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:05 WIB:

Ya, investor memang sedang terjebak di tengah sentimen positif dan negatif. Berita buruknya dulu, pandemi virus corona semakin 'menggila'.

Per 6 Desember 2020, jumlah pasien positif corona di seluruh dunia mencapai 65.870.030 orang. Bertambah 605.211 orang (0,93%) dibandingkan sehari sebelumnya.


Perkembangan ini membuat sejumlah negara memilih memperketat pembatasan sosial (social distancing). Di Kota San Francisco (AS), Wali Kota London Breed mengumumkan seluruh restoran tidak boleh melayani makan-minum di tempat, kemudian beberapa lokasi wisata seperti taman bermain, kebun binatang, dan akuarium ditutup untuk sementara.

"Kita sudah melihat kota, negara bagian, bahkan seluruh negeri sudah dikuasai oleh virus. Jika Anda tidak melakukan antisipasi, maka Anda akan tertinggal dengan sangat cepat," tegas Breed, seperti dikutip dari Reuters.

Ketika semakin banyak wilayah di Negeri Adikuasa yang memperketat social distancing, prospek ekonomi bakal meredup. Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta dalam lam GDPNow memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh 11,2% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized) pada kuartal IV-2020. Impresif memang, tetapi jauh lebih lambat ketimbang kuartal sebelumnya yang di atas 30%.

Salah satu dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi adalah penurunan penciptaan lapangan kerja. Pada November 2020, perekonomian AS menciptakan 245.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll), jauh berkurang ketimbang bulan sebelumnya yang mencapai 610.000.

"Pemulihan ekonomi tertahan, dan masih amat rentan. Musim dingin dan lonjakan kasus baru bisa memukul ekonomi sampai jatuh sebelum pulih kembali setelah kehadiran vaksin dan stimulus dari Washington," kata Sun Won Sohn, Profesor di Loyola Marymount University di Los Angeles, sepert diberitakan Reuters.

Nah, sekarang ke kabar baiknya. Rasanya vaksin yang menjadi tumpuan harapan untuk menang dalam 'perang' melawan virus corona akan segera datang.

Di Indonesia, vaksin Sinovac dari China sudah tiba malam tadi. "Saya ingin menyampaikan satu kabar baik. Hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19, Vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung dari Agustus lalu," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kehadiran vaksin membuat proses penyuntikan tinggal menunggu waktu. Memang bertahap, prioritas dalam vaksinasi tahap awal adalah tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik.

Namun setidaknya sudah ada titik cerah, mulai terlihat ada cahaya di ujung terowongan yang panjang nan gelap ini. Ada harapan pandemi bisa segera diakhiri, ada harapan hidup bisa normal lagi, ada harapan roda ekonomi kembali berputar cepat.

Kabar ini membuat investor agak berani masuk ke pasar saham. Pada pukul 09:38 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 1,28% di mana investor asing membukukan beli bersih Rp 155,28 miliar.

Akan tetapi, teror virus corona yang membuat ekonomi terancam melambat membuat investor belum sepenuhnya berani bermain ofensif. Di pasar obligasi pemerintah, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara seri acuan tenor 10 tahun naik 2 basis poin (bps).

Kenaikan yield adalah cerminan harga instrumen tersebut sedang turun karena aksi jual atau sepinya permintaan. Ini yang menjadi beban bagi rupiah sehingga belum bisa menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular