Analisis

Vaksin Virus Corona dari Sinovac Tiba, IHSG Cuan Gokil?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 December 2020 08:37
Layar Pergerakan Saham
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan reli menjadi 9 pekan beruntun setelah membukukan penguatan 0,47% ke 5.810,483. Selama periode tersebut, total IHSG melesat nyaris 18% dan berada di level tertinggi sejak Februari.

Meski berhasil menguat, tetapi investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) nyaris Rp 4 triliun sepanjang pekan lalu.

Sentimen positif datang dari perkembangan vaksin virus corona, serta ekspektasi stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS).

Sementara sentimen negatif datang dari dalam negeri, setelah kasus Covid-19 mencetak rekor penambahan harian 6.267 kasus pada hari Minggu (29/11/2020). Rekor tersebut kemudian pecah lagi pada Kamis (3/12/2020), jumlah kasus baru tercatat sebanyak 8.369 orang.

Dalam 2 pekan terakhir, rata-rata penambahan kasus juga meningkat menjadi 1,03% per hari, dibandingkan 2 pekan sebelumnya 0,92% per hari.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, bahkan mengatakan penambahan kasus tersebut tidak bisa ditoleransi.

"Kita bisa melihat dalam beberapa hari terakhir kita mencatatkan rekor-rekor baru. Sebelumnya kita belum pernah mencapai di atas 5.000, tapi sayangnya kasus positif semakin meningkat bahkan per hari ini menembus lebih dari 8.000 kasus. Ini angka yang sangat besar dan tidak bisa ditolerir," ujar Prof Wiku, dalam konferensi pers Kamis (3/12/2020).

Lonjakan kasus tersebut tentunya membuat investor cemas jika Pembasatan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan kembali diketatkan, yang dapat menghambat pemulihan ekonomi Indonesia.

Pada perdagangan hari ini, Senin (7/12/2020), ada kabar buruk dan baik dari dalam negeri yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG. Kabar buruknya, kasus Covid-19 dalam 2 hari terakhir di atas 6.000 orang.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI pada Minggu (6/12/2020) hingga pukul 12.00 WIB kasus baru tercatat 6.089, sementara di hari Sabtu sebanyak 6.020 kasus.

Di sisi lain kabar baik datang dari vaksin virus corona yang kemarin malah sudah tiba di Indonesia. Sebanyak 1,2 juta vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech kemarin, hal ini disampaikan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya ingin menyampaikan satu kabar baik, hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta doss vaksin Covid, vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung dari Agustus lalu," kata Jokowi, seperti dikutip Senin (7/12/2020).

Jokowi mengungkapkan pemerintah juga masih mengupayakan 1,8 juta dosis vaksin yang akan tiba awal Januari 2021.

"Selain vaksin dalam bentuk jadi, bulan ini akan tiba 15 juta dosis vaksin dan Januari 30 juta dosis dalam bentuk bahan baku yang akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma," tambah Jokowi.

Meski demikian, pelaksanaan vaksinasi belum bisa dilakukan segera. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato mengungkapkan meski vaksin sudah data dan berada di Indonesia, pelaksanaan vaksinasi masih harus melalui tahapan evaluasi dari Badan POM guna memastikan aspek mutu dan efektivitas dan fatwa MUI untuk aspek halal.

Secara teknikal, IHSG masih memiliki momentum penguatan setelah berhasil bertahan di atas level 5.800 kemarin.

Awal munculnya momentum penguatan IHSG dimulai Kamis (5/11/2020) saat muncul White Marubozu dalam grafik candle stick harian.

Saat itu IHSG membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagagan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.

Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.

White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat. Terbukti setelahnya IHSG terus menguat.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Kabar baiknya, pada Senin (23/11/2020) dan Kamis (26/11/2020) IHSG kembali membentuk pola White Marubozu, sehingga ada potensi reli akan kembali berlanjut, dan tidak menutup kemungkinan kembali ke level 6.000 sebelum akhir tahun.

IHSG juga bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), yang menambah momentum penguatan.
Namun, pada perdagangan Jumat muncul pola Doji, yang menjadi indikasi pelaku pasar ragu menentukan arah.

Indikator stochastic pada grafik kembali masuk wilayah jenuh beli (overbought). Artinya kembali muncul tekanan turun.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik 1 jam kini bergerak turun tetapi belum mencapai wilayah oversold yang menimbulkan risiko berlanjutnya koreksi.

Support terdekat berada di level 5.800 - 5.790, selama bertahan di atasnya IHSG berpotensi bangkit ke 5.850 sampai 5.870. Jika level tersebut dilewati, bursa kebanggaan Tanah Air ini berpeluang kembali ke 5.890.

Sementara itu jika support ditembus, IHSG berisiko turun ke 5.760. Jika dilewati, target penurunan selanjutnya di 5.735 hingga 5.700.

Support kuat berada di level 5.458 yang merupakan Fibonnanci Retracement 61,8%. Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.

Selama bertahan di atas 5.458, ke depannya IHSG cenderung masih akan menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular