Disuntik Modal dari Negara, Saham KRAS & GIAA Lari Kencang

Tri Putra, CNBC Indonesia
03 December 2020 12:18
Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia- Dua emiten Pelat Merah yakni PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) terus melesat sejak diketoknya palu penyuntikan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) oleh pemerintah sepekan lalu.

Dana segar yang masuk ke dalam kedua perseroan berupa penerbitan Obligasi Wajib Konversi (MCB) ini sendiri disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 20 November untuk GIAA dan 24 November untuk KRAS.

Kedua emiten tersebut sendiri kembali menghijau pada perdagangan hari ini, simak kinerja harga kedua emiten tersebut.

Data perdagangan mencatat, kedua emiten masih mampu menghijau pada perdagangan hari ini meskipun indeks acuan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merah tipis pada perdagangan hari ini.

Tercatat KRAS berhasil melesat hingga 1,82% ke level harga Rp 448/unit. Sedangkan saham GIAA juga tidak mau kalah dengan kenaikan sebesar 5,29% ke harga Rp 438/unit.

Bahkan pagi tadi ketika IHSG menghijau kedua emiten sempat terbang tinggi. KRAS sempat diperdagangkan naik 4,55% sedangkan GIAA sempat terbang tinggi 10,10%.

Sejak penerbitan MCB disetujui oleh perseroan sendiri kedua emiten sudah berhasil melesat kencang, GIAA dengan kenaikan 12,31% sedangkan KRAS berhasil naik 2,75%.

Bahkan KRAS sudah berhasil sembuh dari corona setelah berhasil pulih dari level awal tahun dengan kenaikan masif sebesar 47,37%. Meskipun demikian untuk GIAA, emiten maskapai penerbangan tersebut masih belum mampu pulih ke level awal tahun dengan koreksi sebesar 12,05%.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pernyataan terkait pencairan dana PEN untuk kedua BUMN tersebut. Sri Mulyani mengatakan realisasi PMN direncanakan pada minggu pertama November hingga minggu kedua Desember.

"Proyeksi pencairan pinjaman PT KAI dan Perumnas pada minggu ketiga November. Proyeksi pencairan pinjaman PT Garuda Indonesia, PT Krakatau Steel, dan PTPN pada minggu ketiga November," jelasnya saat rapat kerja dengan DPR, Kamis (12/11/2020).

GIAA sendiri telah mendapatkan izin dari pemegang saham untuk menerbitkan obligasi wajib konversi (mandatory convertible bond/MCB) senilai maksimal Rp 8,5 triliun. Surat utang ini diharapkan akan segera diterbitkan jelang akhir tahun ini.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan penggunaan dana dari MCB ini diharapkan akan dapat memperbaiki likuiditas dan permodalan perusahaan ke depannya. Dana ini akan dipergunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehingga dapat meningkatkan kemampuan perusahaan.

Sedangkan KRAS memutuskan menambah modal perseroan senilai Rp 3 triliun dimana aksi korporasi ini dilakukan dalam rangka Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam bentuk investasi pemerintah.

Rencana tersebut akan dilakukan dengan cara penerbitan obligasi wajib konversi (mandatory convertible bond/MCB) melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD/private placement).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular