
Saham BBRI Kian 'Kinclong', Ini Respons dari Bos BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso mengaku bersyukur lantaran nilai saham bank yang tergabung dalam Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) terus menunjukkan tren positif. Padahal, situasi yang dihadapi perbankan dalam negeri tidaklah mudah di tengah pandemi Covid-19.
Demikian disampaikan Sunarso dalam webinar BUMN media talk dengan topik "Dukungan Perbankan untuk Ekonomi di Masa Pandemi" yang dilaksanakan pada Rabu (2/12/2020).
"Saya senang ya dengan yang disampaikan Pak Tiko (Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo) tadi bahwa saham-saham bank Himbara dan termasuk BRI itu sudah hampir balik ke sebelum Covid-19 gitu. Padahal sebenarnya kami ini sedang sangat hati-hati sekali me-manage balance sheet dan juga NPL," ujarnya.
"Jadi laba saja turun, terus kemudian kami harus mencadangkan cukup besar gitu dan itu mencerminkan kehati-hatian. Dan kemudian kami tidak ugal-ugalan gitu untuk membukukan laba secara agresif tetapi kami berpikir bahwa situasi masih belum aman sehingga kami harus menyediakan bantalan yang cukup," lanjutnya.
Ketua Himbara itu pun bersyukur lantaran investor menghargai kehati-hatian BRI. Sunarso pun menyimpulkan investor lebih bankir ketimbang bankir itu sendiri.
"Itu menurut saya poin positif gitu bahwa ternyata mereka juga sangat hati-hati, sustainability itu yang dihargai lebih tinggi dari pada sekadar membukukan laba tapi secara apa namanya risk management-nya kurang baik, cara bukunya kurang baik gitu. Itu poin pertama yang saya tangkap dari Pak Tiko tadi karena Pak Tiko juga menyampaikan bahwa saham-saham sudah mulai direspons baik oleh investor," kata Sunarso.
Sebelumnya di acara yang sama, Tiko memiliki sederet alasan di balik kinerja positif saham bank yang tergabung dalam Himbara beberapa waktu belakangan.
"Nah yang menarik kalau melihat dampak di capital market, kita lihat tiga bulan terakhir ini memang portofolio inflow ke perbankan khususnya Himbara itu tinggi sekali. Jadi investor pasar modal rupanya sangat confident dengan recovery perbankan Indonesia," ujarnya.
Ia mencontohkan kenaikan saham BRI yang per hari ini ada di kisaran Rp 4.200 hingga Rp 4.300. Beberapa waktu lalu bahkan saham BBRI sempat menyentuh Rp 4.670.
"Jadi artinya recovery saham BRI itu bahkan sudah hampir mendekati harga tertingginya. BRI dulu gitu. Padahal kalau kita lihat, ini kita baru setengah jalan, dalam proses recovery pascacovid," kata Tiko.
"Jadi memang menarik bahwa investor-investor pasar modal ini melihat potensi rebound dari pada kinerja khususnya Himbara ini sangat tinggi. Jadi yang men-drive kapitalisasi pasar ini di seluruh perbankan Indonesia ini, khususnya memang terjadi kenaikan kapitalisasi pasar dari Himbara," lanjutnya.
Tiko pun mencontohkan dua bank anggota Himbara lainnya, yaitu PT Bank Tabungan Negara (BTN) (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
"Yang juga menarik, Bank BTN itu selama enam bulan terakhir, naik lebih dari 100% harga sahamnya. Karena dianggap restrukturisasi BTN sudah hampir selesai dan akan ada recovery yang cepat dari pascacovid karena segmen perumahan dianggap akan jadi lokomotif untuk rebound setelah selesainya nanti permasalahan kesehatan," ujar Tiko.
"Jadi menarik bahwa kinerjanya masih dalam proses restrukturisasi tapi harga sahamnya sudah recover-nya cepat. Hari ini juga BMRI saya lihat sudah di Rp 6.600-an, jadi dulu di kisaran RP 7.000. Jadi juga sebenarnya BMRI hampir kembali ke level normal harga sahamnya juga gitu," lanjutnya.
Pada Rabu (2/12/2020), saham Bank Mandiri ditutup menguat 1,92% menjadi Rp 6.650. Sedangkan saham BRI meningkat 1,42% ke level Rp 4.300. Kemudian saham BNI menguat 1,6% menjadi Rp 6.350. Sementara saham BTN naik 1,16% ke level Rp 1.740.
(miq/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! Bos BRI Beberkan 6 Penentu Hidup Matinya Bank