Moderna & Pfizer Bikin IHSG Hijau, Asing Masuk Lagi!

Tri Putra, CNBC Indonesia
02 December 2020 09:15
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu(2/12/20) dibukadi zona hijau, melesat0,52% di level 5.755,17. Selang 10 menit IHSG masih terapresiasi 0,24% di level 5.736,78 setelah investor merespons kabar positif mengenai vaksin corona Moderna dan Pfizer.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 60 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 1,5 triliun.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan jual bersih sebesar Rp 10 miliar dan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 5 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRIdengan beli bersih sebesar Rp 27 miliar dan PT Astra Internasional Tbk (ASIIdengan net buy sebesar Rp 24 miliar.

Sentimen penggerak utama pasar modal dalam negeri tentu datang utamanya dari faktor stimulus jumbo AS yang akan kembali dibicarakan dan juga dari kabar dua vaksin corona yakni Pfizer dan Moderna yang penilaian mengenai kesiapan edar vaksin yang dinilai oleh Agensi Obat-obatan Uni Eropa yang bisa saja muncul akhir tahun ini.

Pasar saham global, termasuk Indonesia paling suka terhadap berita mengenai vaksin dimana ketika perkembangan vaksin positif maka para pelaku pasar menganggap hidup normal setelah vaksinasi massal akan semakin dekat maka roda perekonomian akan kembali berputar dan akan menguntungkan pasar modal sehingga optimisme membeli saham semakin kuat.

Stimulus jumbo yang akan diperbincangkan Mnuchin dan Pelosi juga akan membawa kabar positif tersendiri bagi bursa saham negara-negara emerging market terutama Indonesia yang masih menjadi primadona untuk kategori ini.

Apabila nantinya stimulus jumbo ini cair maka peredaran dolar AS akan naik sehingga nilainya turun sehingga aset-aset dalam negeri akan menjadi kurang menarik sehingga investor global cenderung mengalihkan dananya ke negara-negara emerging market seperti Indonesia yang akan siap kebanjiran dana asing.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular