
Apakah Bursa RI Masih Heboh? Simak Dulu 7 Kabar Pasar Ini

5. Wah! 6 Gerai Besar Matahari Tutup, Sahamnya Anjlok 4,4%
PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) menutup 6 gerainya hingga akhir tahun ini. Jumlah gerai perusahaan ritel ini akan berkurang dari 153 toko menjadi 147 toko.
Dalam laporannya ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti dikutip Senin (30/11/2020), gerai yang ditutup ini adalah gerai yang tidak menguntungkan. Lokasi gerai yang ditutup adalah, 4 gerai di Jawa, 1 gerai di Bali, dan 1 gera di Sulawesi.
Selain itu, Matahari juga tidak berencana membuka toko baru hingga akhir tahun dan juga di kuartal I-2021.
Manajemen Matahari mengatakan, ada 23 gerai yang dipantau ketat kinerjanya dan dilihat perkembangannya, untuk kemudian diputuskan apakah akan ditutup juga atau dilanjutkan.
6. Anthoni Salim Girang Indofood Untung Rp 3,75T Saat Pandemi
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) hingga akhir September 2020 mencatatkan kenaikan laba bersih 6,27% secara tahunan (year on year/YoY). Tercatat laba bersih perusahaan Rp 3,75 triliun, naik dari Rp 3,53 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, nilai laba bersih per saham juga ikut naik menjadi Rp 427, dari sebelumnya senilai Rp 402.
Pendapatan perusahaan secara tahunan naik 1,6%, dari sebelumnya Rp 57,84 triliun di akhir September 2019, menjadi sebesar Rp 58,77 triliun di akhir kuartal III-2020.
Terjadi kenaikan beban keuangan pada periode tersebut menjadi Rp 2,06 triliun dari posisi akhir September 2020 senilai Rp 1,30 triliun. Kenaikan ini karena adanya rugi selisih kurs dari aktivitas pendanaan Rp 887,97 miliar.
7. Waduh! Laba Pemilik Indomaret Anjlok 80% Jadi Hanya Rp 71 M
Perusahaan pemilik ritel Indomaret, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), mengalami penurunan laba bersih yang drastis hingga kuartal ketiga 2020. Tercatat terjadi penurunan 79,92% year on year (YoY) laba bersih perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hanya mencapai Rp 71,98 miliar. Nilai ini turun drastis dari posisi akhir kuartal III-2019 yang nilainya Rp 265,84 miliar.
Nilai laba bersih per saham juga ikut turun tajam menjadi Rp 5,08 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 18,74.
Padahal pada akhir September 2020, perusahaan mencatatkan kenaikan penjualan yang signifikan secara tahunan mencapai 102,82% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan perusahaan tercatat mencapai Rp 316,50 miliar, naik dari posisi Rp 156,04 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
(hps/hps)[Gambas:Video CNBC]