Covid-19 di RI Meledak, Asing Kabur Rp 1 T, Rupiah Tersungkur

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 November 2020 12:37
foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berbalik melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) di pertengahan perdagangan Senin (30/11/2020), setelah menguat pagi tadi. Rupiah juga sudah 9 pekan tidak pernah melemah melawan dolar AS, tetapi kasus penyakit virus corona (Covid-19) yang "meledak" lagi di Republik Indonesia (RI), berisiko membuat rupiah ambruk pekan ini.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,07% di Rp 14.060/US$ di pasar spot. Tetapi tidak lama rupiah berbalik melemah 0,07% di Rp 14.080/US$, dan tertahan di level tersebut hingga pukul 12:00 WIB.

Kabar baik datang dari China dimana sektor manufakturnya kembali menunjukkan peningkatan ekspansi. Markit melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur bulan November sebesar 52,1, naik dari bulan sebelumnya 51,4.

Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi, sementara di bawah berarti kontraksi. Meningkatnya ekspansi China sebagai negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia tentunya memberikan harapan perekonomian global mampu terkerek naik, dan membuat sentimen pelaku pasar semakin membaik.

Rupiah langsung menguat di pembukaan perdagangan. Tetapi jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang mencetak rekor tertinggi ternyata membuat investor asing cemas, akan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ketat akan kembali diterapkan di wilayah yang mengalami lonjakan kasus. Alhasil aksi jual terjadi di pasar saham RI, investor asing tercatat jual bersih (net sell) nyaris Rp 1 triliun di perdagangan sesi I.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya, lantaran penanganan Covid-19 di Indonesia bukan semakin membaik, malah kian memburuk.

Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memimpin rapat terbatas dengan topik pembahasan Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

"Ini semuanya memburuk semuanya," tegas Jokowi, Senin (30/11/2020).

Minggu (29/11/2020) kemarin bahkan mencatat rekor penambahan kasus harian sebanyak 6.267 orang. Jawa Tengah dan DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus terbanyak masing-masing 2.036 kasus dan 1.431 kasus.

"Saya ingin ingatkan bahwa ada 2 provinsi yang menurut saya perlu perhatian khusus karena peningkatan dalam minggu ini, dalam 2-3 hari ini peningkatannya sangat drastis sekali yaitu Jawa Tengah dan DKI Jakarta agar dilihat betul-betul kenapa peningkatannya begitu sangat drastis, hati-hati," kata Jokowi.

Jika PSBB yang ketat kembali diterapkan, maka pemulihan ekonomi Indonesia kembali terancam melambat.

Rupiah sepertinya sulit untuk kembali menguat melihat pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang siang ini lebih lemah dibandingkan beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan.

PeriodeKurs Pukul 8:47 WIBKurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.096,50Rp14.137,5
1 BulanRp14.126,00Rp14.145,0
2 BulanRp14.154,00Rp14.179,0
3 BulanRp14.188,50Rp14.210,0
6 BulanRp14.306,50Rp14.305,0
9 BulanRp14.439,00Rp14.445,0
1 TahunRp14.554,00Rp14.595,0
2 TahunRp15.344,00Rp15.349,0

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular