
Kepada Sang Merah Putih, Hormat Grak! Rupiah ke Rp 13.000/US$

Ke depan, Bank Indonesia memandang penguatan nilai tukar Rupiah akan berlanjut seiring levelnya yang secara fundamental masih undervalued. Hal ini didukung defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang rendah dan terkendali, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia yang menurun, serta likuiditas global yang besar.
"Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar."
Sentimen pelaku pasar sedang bagus-bagusnya membuat rupiah kembali perkasa. Saat sentimen pelaku pasar bagus, investasi akan dialirkan ke negara-negara emerging market seperti Indonesia, yang membuat rupiah perkasa.
Sepanjang pekan ini di pasar saham Indonesia investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) Rp 543 miliar di pasar regular.
Sementara itu, berdasarkan rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, data transaksi 2-5 November 2020, menunjukkan nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,81 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp3,87 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp 60 miliar. Sementara data transaksi 9 -12 November 2020, menunjukkan beli neto Rp7,18 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp 4,71 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 2,47 triliun.
Kemudian pada periode 16-19 November aksi beli asing mencapai Rp 8,53 triliun, sebesar Rp 7,04 triliun di pasar SBN, dan Rp 1,49 triliun di pasar saham.
Kabar baik datang dari AS di pekan ini. Presiden AS Donald Trump akhirnya membuka pintu pada transisi ke pemerintahan Presiden terpilih Joseph 'Joe' Biden. Administrasi Layanan Umum (GSA) AS akhirnya membuka sumber daya federal untuk transisi setelah pemblokiran berminggu-minggu, Senin (23/11/2020) malam waktu setempat.
Hal ini merupakan kejutan besar. Trump pun, yang masih menolak kemenangan Biden, mengakui sudah waktunya GSA "melakukan apa yang perlu dilakukan".
"Keputusan hari ini adalah langkah yang diperlukan untuk mulai mengatasi tantangan yang dihadapi bangsa kita, termasuk mengendalikan pandemi dan ekonomi kita kembali ke jalurnya," kata tim transisi presiden AS terpilih Joseph 'Joe' Biden dalam sebuah pernyataan dikutip dari CNBC International, Selasa (24/11/2020).
"Keputusan akhir ini adalah tindakan administratif definitif untuk secara resmi memulai proses transisi dengan lembaga federal."
Dengan dimulainya transisi pemerintahan tersebut, ketidakpastian yang muncul akibat faktor politik akhirnya berkurang. Kini pelaku pasar menatap pemerintahan baru, hal bagus lainnya, Joe Biden dikabarkan menunjuk mantan ketua The Federal Reserve (The Fed), Janet Yellen, sebagai menteri keuangan.
Pelaku pasar percaya wanita yang kini berusia 74 tahun tersebut akan fokus membenahi perekonomian, dan tidak terlibat masalah politik. Selain itu, Yellen juga diperkirakan tidak akan membuat regulasi baru untuk perbankan, yang sebelumnya membuat pelaku pasar cemas.
Yellen merupakan ketua The Fed wanita pertama, dan juga akan menjadi menteri keuangan wanita pertama di AS.
Sentimen positif lainnya datang setelah perusahaan farmasi asal AS, Pfizier dan Moderna dalam 2 pekan terakhir melaporkan vaksin buatannya sukses menanggulangi virus corona hingga lebih dari 90%.
Akhir pekan lalu, Pfizer telah resmi mengajukan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) terhadap vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang mereka kembangkan kepada otoritas pengawas obat dan makanan AS (US FDA). Ini adalah proposal izin EUA pertama yang diajukan ke FDA.
Hasil uji coba akhir vaksin Pfizer dan BioNTech menunjukkan tingkat efektivitas mencapai 95%. Tidak ada efek samping yang signifikan selama pelaksanaan uji coba.
"Pengajuan izin ini menandakan pencapaian baru dalam usaha kami mengantarkan vaksin Covid-19 kepada dunia. Kami sudah memiliki gambaran yang lebih lengkap tentang keamanan vaksin ini," kata CEO Pfizer Albert Bourla, sebagaimana diwartakan Reuters.
FDA belum bisa berkomentar kapan EUA bisa diberikan. Namun yang jelas FDA akan mengadakan rapat pleno pada 10 Desember 2020 di mana para anggota akan membahas penggunaan vaksin. Alex Azar, Menteri Kesehatan AS, memperkirakan izin EUA akan keluar pada pertengahan Desember.
"Jika datanya solid, maka dalam hitungan minggu izin bisa keluar terhadap vaksin yang memiliki efektivitas 95%," ungkap Azar dalam wawancara dengan CBS, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Selain perusahaan di AS, perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca, juga mengumumkan vaksinnya sukses menanggulangi virus corona hingga 90% tanpa efek samping yang serius.
Mengutip riset Goldman Sachs Global Investment Research, vaksinasi yang lebih cepat bisa membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai lebih dari 6% tahun depan.
[Gambas:Video CNBC]