China Borong Batu Bara RI, Ini Daftar Tambang yang Dapat Cuan

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
26 November 2020 13:24
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) kemarin, Rabu (25/11/2020), baru saja menandatangani kesepakatan kerja sama dengan China Coal Transportation and Distribution Association (CCTDA) untuk meningkatkan ekspor batu bara dari Indonesia ke China.

Kerja sama yang ditandatangani oleh Ketua Umum APBI Pandu Patria Sjahrir dan mitranya dari CCTDA Liang Jia Kun bersepakat untuk menandatangani pembelian kontrak batu bara untuk tahun 2021, serta berkomitmen untuk mengimplementasikan isi kontrak tersebut.

"Jangka waktu kerja sama ini sendiri berlangsung selama tiga tahun. Kesepakatan tersebut bernilai US$ 1,46 miliar atau senilai Rp 20,6 triliun," ungkap keterangan resmi APBI yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (26/11/2020).

Penandatanganan kerja sama antara APBI dengan CCTDA juga dihadiri oleh anggota APBI yang menjadi eksportir batu bara ke China yaitu Adaro, Bukit Asam, Kideco, Indo Tambangraya Megah, Multi Harapan Utama, Berau dan Toba Bara.

Turut hadir pula perwakilan dari Kedutaan China serta China National Coal Association (CNCA) atau Asosiasi Pertambangan Batu Bara China yang juga telah menandatangani kesepakatan bersama APBI di Jakarta pada 2019 yang lalu.

Adapun untuk kerja sama antara APBI dengan CCTDA ini terdapat sejumlah pembahasan penting lainnya, seperti kesepakatan jumlah volume ekspor Indonesia ke China untuk 2021.

Ketua APBI Pandu Sjahrir mengingatkan pula dalam pokok kerja sama terkait kuantitas target ekspor batubara dari Indonesia akan ditinjau setiap tahunnya. Dalam kerja sama ini juga diperlukan penetapan indeks harga yang dapat dinegosiasikan secara berkala sebagai harga acuan impor batu bara ke China dari Indonesia.

Kesepakatan ini diharapkan memberikan manfaat bagi pelaku industri batu bara dalam kepastian ekspor batubara ke RI ke Tiongkok, sehingga akan menjadi sentimen positif dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional Indonesia.

Sementara itu, Duta Besar Berkuasa Penuh Indonesia untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun yang mengikuti kegiatan ini dari Provinsi Hainan Tiongkok menjelaskan bahwa berdasarkan data Kepabeanan China, total ekspor Indonesia ke China untuk produk batu bara, khususnya HS 2702, HS 2701 dan HS 2704, untuk periode Januari-September 2020 mencapai US$ 4,9 miliar, menurun dibandingkan dengan total ekspor dalam periode yang sama 2019 yang sebesar US$ 5,8 miliar.

Meskipun pada tahun ini terjadi penurunan diakibatkan oleh pelemahan permintaan akibat pandemi Covid-19, dia meyakini masih banyak peluang kerja sama Indonesia dan China di bidang batu bara yang dapat digali dan terus dikembangkan.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article APBI: Harga Batu Bara Anjlok,Produsen Harus Turunkan Produksi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular