Kurang Mantap Apa Gaes? Harga Minyak Naik 30% Bulan Ini

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
26 November 2020 09:55
Oil facilities are seen on Lake Maracaibo in Cabimas, Venezuela January 29, 2019. REUTERS/Isaac Urrutia
Foto: Ilustrasi: Fasilitas minyak terlihat di Danau Maracaibo di Cabimas, Venezuela, 29 Januari 2019. REUTERS / Isaac Urrutia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kontrak minyak masih punya tenaga untuk melanjutkan relinya sepanjang bulan ini. Harga emas hitam kini berada di level tertingginya dalam delapan bulan terakhir.

Pada perdagangan Kamis (26/11/2020), harga kontrak futures yang teraktif ditransaksikan menguat lebih dari 0,5%. Pada 09.40 WIB, harga kontrak Brent naik 0,74% ke US$ 48,97/barel dan kontrak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,55% ke US$ 45,96/barel.

Akibat berita positif vaksin Covid-19 yang bertubi-tubi di sepanjang bulan ini, harga minyak jadi melambung tinggi. Secara month to date, harga kontrak minyak telah melesat 30%. 

Di bulan ini sudah ada empat kandidat vaksin Covid-19 yang dilaporkan memiliki hasil uji klinis tahap akhir menjanjikan. Pfizer-BioNTech, Gamaleya Research Institute dan Moderna Inc, ketiganya mengklaim vaksin buatan mereka memiliki tingkat keampuhan untuk proteksi Covid-19 lebih dari 90%.

Tak ketinggalan ada juga vaksin AstraZeneca yang belum lama ini diklaim memiliki tingkat efficacy di rentang 70%-90%. Kendati lebih rendah tetapi kandidat vaksin AstraZeneca dibanderol dengan harga yang lebih murah dibanding kandidat lain.

Keberadaan vaksin memang tidak serta merta membuat ekonomi global akan langsung bangkit. Bahkan faktanya sampai saat ini ekonomi dunia masih sekarat karena gelombang kedua Covid-19 yang melanda Eropa dan negara barat lain.

Namun optimisme vaksin membuat pasar sumringah dan berada di mode risk on. Investor yang tadinya cenderung menghindari risiko kini justru berani ambil risiko. Aset safe haven seperti emas mulai ditinggalkan dan beralih ke aset yang lebih berisiko seperti ekuitas dan bahkan komoditas non-emas.

Menambah sentimen positif ada stok minyak mentah AS yang turun pekan lalu. Data EIA menunjukkan stok minyak AS turun 754.000 barel pekan lalu. Sementara analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan kenaikan 127.000 barel. Stok di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk WTI juga turun 1,7 juta barel. 

Namun permintaan bensin untuk minggu ini turun 128.000 barel per hari (bph) menjadi 8,13 juta bph. Permintaan bahan bakar untuk transportasi tersebut turun ke level terendah sejak Juni.

Dari sisi pasokan, meningkatnya output minyak Libya menjadi 1,25 juta barel per hari (bph) dalam waktu singkat pasca pembukaan blokade menjadi ancaman serius yang bisa menyebabkan surplus pasokan ketika permintaan bahan bakar drop lagi akibat lockdown jilid II.

Sinyal para produsen yang terdiri dari OPEC dan sekutunya termasuk Rusia (OPEC+) untuk mempertahankan volume pemangkasan produksi juga turut menahan harga minyak.

OPEC+ akan menggelar pertemuan membahas kebijakan produksinya akhir bulan ini. Apabila mengikuti pakta awal, produksi minyak mereka seharusnya ditingkatkan sebesar 2 juta bph. Namun karena tekanan di pasar kebijakan tersebut tampaknya harus ditunda.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mesti Senang atau Sedih? Sepekan Harga Minyak Lompat 5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular