Uptrend Kuat, Saham BUMI Ditutup Meroket 26,32%

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
25 November 2020 16:42
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga saham emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ditutup menguat 26,32% atau berada di level Rp 72/saham pada penutupan Rabu, (25/11/2020).

Berdasarkan RTI, saham BUMI sepanjang hari ini diperdagangkan di level Rp 58 sampai Rp 75/saham. Sebanyak 3,9 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp 264,5 miliar.

Investor domestik tampak mendominasi aksi jual dan beli saham BUMI. Tercatat aksi beli investor domestik sebesar 49,52% atau 3,9 miliar saham senilai Rp 262 miliar. Sementara itu untuk aksi jual tercatat 42,93% atau 3,3 miliar saham senilai Rp 227,1 miliar.

Terlihat aksi jual beli investor asing didominasi aksi jual, tercatat 7,33% atau 571 juta saham senilai Rp 37,4 miliar. Sementara untuk aksi beli lebih rendah 0,48% atau 37,5 juta saham senilai Rp 2,5 miliar.

Sebelumnya, Director & Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan prospek harga batubara yang lebih tinggi di tengah berita penemuan vaksin, juga dapat mendongkrak ekonomi global sehingga permintaan batubara akan membaik. Untuk itu Dileep mengatakan kondisi ini menguntungkan sektor khususnya Bumi Resources.

Pada Selasa (24/11/2020) pun BUMI mencatatkan berada di puncaknya kemarin, dan menjadi yang tertinggi di antara emiten batu bara lainnya.

"Sulit untuk berkomentar tentang pemicu nyata untuk Bumi, tetapi tidak dapat disangkal bahwa BUMI adalah saham yang nilainya sangat rendah meskipun prospek jangka menengahnya cerah," kata Dileep saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (24/11/2020).


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Private Placement Lagi, Utang BUMI Lunas?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular