Pesan Buat Rupiah: Hati-hati Provokasi! Eh, Profit Taking...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 November 2020 10:25
Penukaran Uang Kusam
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Di pasar spot, rupiah masih labil, bolak-balik masuk jalur merah dan hijau.

Hari ini, Senin (23/11/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.164. Rupiah menguat 0,45% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Sementara di pasar spot, rupiah belum menemukan posisi yang ajeg. Kala pembukaan pasar, rupiah menguat 0,07% ke Rp 14.140/US$.

Tidak lama kemudian, mata uang Ibu Pertiwi berbalik melemah 0,07% ke Rp 14.160/US$. Pada pukul 10:03 WIB, depresiasi rupiah menipis menjadi 0,04% menjadi Rp 14.155/US$.

Rupiah memang rentan melemah, karena sudah terapresasi sangat tajam. Sejak akhir kuartal III-2020 hingga akhir pekan lalu (quarter-to-date/QtD), rupiah menguat 4,65% dan jadi mata uang terbaik di Asia.

Investor tentu akan merasa membeli dolar sekarang sudah 'murah'. Mumpung sedang murah ya diborong saja. Aksi pelepasan terhadap rupiah membuat mata uang Tanah Air sulit bertahan di jalur hijau.

Sayang sekali, gegara aksi profit taking tersebut rupiah gagal memanfaatkan kondisi dolar AS yang sejatinya sedang tertekan. Pada pukul 09:26 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,17%.

Investor melepas dolar AS (yang berstatus aset aman/safe haven) karena ada kabar gembira soal pengembangan vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Dr Moncef Slaoi, Kepala Penasihat Program Operation Warp Speed (percepatan pengembangan vaksin) di AS, mengungkapkan bahwa warga Negeri Paman Sam bisa mulai disuntik vaksin 1-2 hari setelah izin keluar pada pertengahan bulan depan.

"Saya memperkirakan 1-2 hari setelah izin keluar, mungkin 11 atau 12 Desember, vaksin sudah bisa diberikan. Sekitar 70% populasi harus sudah disuntik vaksin untuk memperoleh kekebalan kolektif (herd immunity) terhadap virus. Kami menargetkan ini bisa tercapai pada Mei 2021," papar Slaoui, seperti dikutip dari Reuters.

Saat ini, calon vaksin buatan Pfizer dan BioNTech telah diajukan untuk mendapat izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari otoritas pengawas obat dan makanan AS (US Food and Drug Administration). Seperti yang diungkapkan Slaoui, EUA kemungkinan akan keluar pada 11 atau 12 Desember dan vaksin bisa diberikan 1-2 hari sesudahnya.

Perkembangan ini membuat investor berani melepas dolar AS dan memburu mata uang negara-negara Asia. Namun ini tidak berlaku bagi rupiah, karena mata uang ini mungkin dianggap sudah terlalu 'mahal' akibat penguatan selama berminggu-minggu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular