
IHSG Sepekan Ini Perkasa, Kejutan BI Buat Melesat 2%

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham mengalami salah satu pekan terbaik tahun ini, dengan menguat sebesar 2%, atau setara dengan 110,6 pon, ke level 5,571,656. Kenaikan terjadi di tengah keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan ke level terendahnya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (10/10/2020) memang ditutup di zona merah, dengan melemah 0,4%, menyusul aksi ambil untung di tengah pengumuman surplus transaksi berjalan yang mengafirmasi fakta ekonomi tertekan oleh dampak pandemi.
Investor asing menjadi pemimpin aksi ambil untung pada Jumat dengan nilai jual bersih (net sell) sebanyak Rp 548 miliar di pasar reguler. Nilai transaksi cukup tebal, menyentuh level Rp 12,3 triliun. Sebanyak 201 saham terapresiasi, 259 saham turun, sisanya 161 stagnan.
Namun secara mingguan, IHSG terhitung melesat 2% menyambut pengumuman BI 7-Day Reverse Repo Rate oleh Bank Indonesia (BI) yang ditetapkan pada level 3,75% dan menjadi level terendah sepanjang sejarahnya.
Asing pun secara umum terhitung masih betah menggenggam saham nasional, terlihat dari posisi dana sepekan yang masih mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 435,1 miliar. Nilai transaksi sepekan secara total mencapai Rp 61,2 triliun.
Optimisme tersebut tidak terlepas dari keputusan BI yang memangkas suku bunga acuan, guna menggenjot pemulihan ekonomi yang saat ini masih tertekan sebagai imbas dari pandemi. Penurunan suku bunga akan diikuti penurunan bunga kredit bank yang meringankan debitur bank.
Dalam jangka panjang, suku bunga rendah juga membantu mempercepat bergulirnya perekonomian yang pada gilirannya membuat kelas aset investasi di Indonesia seperti saham dan obligasi kembali meningkat dan memikat secara fundamental.
Namun, pemodal memanfaatkan momentum rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk merelisasikan keuntungan yang telah dituai sejak awal pekan. NPI mencetak surplus pada kuartal III-2020, meski tidak sebesar surplus kuartal sebelumnya.
"NPI mencatat surplus sebesar US$ 2,1 miliar pada triwulan III 2020, melanjutkan capaian surplus sebesar US$ 9,2 miliar pada triwulan sebelumnya. Surplus NPI yang berlanjut tersebut didukung oleh surplus transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial," tulis BI.
Namun yang menjadi kejutan adalah transaksi berjalan berhasil surplus setelah sembilan tahun defisit. Surplus senilai US$ 1 miliar atau 0,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) itu ditopang neraca barang seiring dengan perbaikan kinerja ekspor di tengah anjloknya impor akibat lemahnya permintaan domestik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000