Walau Hari Ini Rupiah Melemah, Yakinlah Itu Fana Belaka!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 November 2020 09:09
Penukaran Uang Kusam
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Sepertinya investor belum puas melepas rupiah dan meraup keuntungan yang memang lumayan besar.

Hari ini, Jumat (20/11/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.140 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dibandingkan posisi hari sebelumnya atau stagnan.

Namun tidak lama kemudian rupiah masuk jalur merah. Pada pukul 09:05 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.150 di mana rupiah melemah 0,07%.

Kemarin, rupiah mengakhiri perdagangan pasar spot dengan pelemahan 0,64% di hadapan dolar AS. Rupiah sudah melemah dua hari beruntun, dan dalam dua hari tersebut depresiasi mata uang Ibu Pertiwi adalah 0,78%.

Meski melemah dalam dua hari beruntun, menjual rupiah masih bisa memberikan keuntungan. Apalagi buat investor yang memegang rupiah sejak awal kuartal IV-2020.

Sebab sejak awal kuartal IV-2020 hingga kemarin, rupiah masih menguat 4,72% di hadapan greenback. Wow...

Oleh karena itu, rupiah masih rawan terserang tekanan jual. Ketika investor merasa sudah saatnya mencairkan cuan, maka tekanan itu akan datang dan rupiah pun melemah.

Akan tetapi, sepertinya tekanan ini hanya sementara. Ke depan, kemungkinan rupiah untuk kembali menguat sangat besar.

Pasalnya, fundamental penyokong mata uang Tanah Air semakin kuat. Hari ini, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal III-2020. Pasar akan memantau salah satu pos dalam NPI yaitu transaksi berjalan (current account).

Transaksi berjalan adalah neraca yang mencerminkan ekspor-impor barang dan jasa. Jika surplus, maka pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa akan memadai dan menjadi penyokong penguatan nilai tukar mata uang. Sebab pasokan valas dari pos ini lebih berdimensi jangka panjang ketimbang yang datang dari investasi di pasar keuangan (hot money).

Nah, ada kemungkinan transaksi berjalan Indonesia pada kuartal III-2020 bisa membukukan suplus. Kalau terwujud, maka akan menjadi yang pertama sejak 2011.

"Transaksi berjalan pada triwulan III-2020 diperkirakan akan mencatat surplus. Dipengaruhi oleh perbaikan ekspor dan penyesuaian impor sejalan dengan permintaan domestik yang belum cukup kuat," ungkap Perry Warjiyo, Gubernur BI, beberapa waktu lalu.

Ditambah dengan hot money yang masih mengalir deras, mencapai US$ 3,68 miliar sepanjang Oktober hingga 16 November 2020, rupiah sepertinya masih punya 'bensin' untuk melaju. Jadi jangan khawatir, kalau rupiah melemah hari ini, itu fana belaka.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular