
Ambil Ancang-ancang, IHSG Siap Jebol 5.600

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan Kamis (19/11/20) ditutup di zona hijau naik 0,52% di level 5.586,26 jelang rilis keputusan suku bunga acuan dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.
IHSG sebelumnya sempat dibuka di zona merah akan tetapi berhasil rebound dan terus menanjak sejak awal perdagangan.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 54 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 7 triliun. Terpantau 261 saham melesat, 149 turun, sisanya 181 stagnan.
Dari dalam negeri, hari ini Bank Indonesia (BI) menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari yang kedua di markasnya, Jaln MH MH Thamrin, dengan agenda utama penentuan suku bunga acuan. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate masih bertahan di 4%.
Namun demikian, tak semua ekonom mufakat mengenai itu. Dari 13 ekonom dan analis dalam polling tersebut, ada lima di antaranya yang memperkirakan suku bunga acuan akan diturunkan menjadi 3,75%. Bahkan Bahana Sekuritas menilai suku bunga akan dipangkas menjadi 3,5%.
Artinya, lebih dari sepertiga peserta polling membuka peluang penurunan suku bunga, sesuatu yang saat ini memang dibutuhkan perekonomian agar bisa pulih lebih cepat tahun depan.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terapresiasi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.608. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.553.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 71, yang menunjukkan adanya indikator jenuh beli akan tetapi apabila momentun sedang kuat, RSI bisa bertahan di zona jenuh beli dalam waktu yang lama.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish atau terapresiasi.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000