Holding Pariwisata Bikin Garuda Terbang, Masuk Top Gainers

Tri Putra, CNBC Indonesia
14 November 2020 13:05
Airbus A330-900 Garuda Indonesia (Airbus)
Foto: Airbus A330-900 Garuda Indonesia (Airbus)

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan ini melesat kencang 2,35% dan ditutup di level 5.461,05. Indeks acuan pasar modal Tanah Air masih mampu terbang melanjutkan reli pekan lalu.

Sentimen positif memang sedang membanjiri pasar modal baik pasar modal dalam negeri maupun pasar modal global berupa kemenangan Calon Presiden Partai Demokrat, Joe Biden dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) dan efektivitas vaksin corona Pfizer yang disebut lebih dari 90%.

Terbangnya IHSG memicu beberapa saham melesat tinggi seperti saham-saham berikut yang mampu terbang tinggi hingga puluhan persen.

Kenaikan tertinggi sendiri dibukukan oleh saham PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR) yang harga sahamnya berhasil melesat 49,01% selama sepekan terakhir. Meskipun terbang ternyata kenaikan PCAR tidak disertai dengan volume perdagangan yang besar serta kapitalisasi pasar perusahaan tergolong kecil yakni hanya Rp 705 miliar sehingga harganya mudah digiring (cornering) oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Selanjutnya, di posisi kedua terdapat saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang berhasil terbang 35,54% ke level harga Rp 326/unit setelah mendapat suntikan berbagai sentimen positif.

Sentimen pertama kenaikan saham GIAA tentu saja dari kemunculan vaksin Pfizer yang disebut-sebut memiliki efektivitas di atas 90%. Dengan kesuksesan vaksin corona yang sudah di depan mata tentu saja masyarakat sudah berekspektasi Covid-19 sebentar lg dapat diberantas.

Jika sudah berhasil menang melawan corona, tentu saja sektor maskapai penerbangan akan diuntungkan karena nantinya masyarakat akan kembali berani berpergian menggunakan pesawat terbang baik untuk berwisata maupun untuk tujuan bisnis lain.

Selain itu sentimen positif kedua datang dari akan dibentuknya holding pariwisata oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan dibentuknya holding pariwisata tentu saja ini merupakan kabar baik bagi GIAA yang nantinya akan menjadi salah satu anak dari hoding tersebut.

Nantinya, apabila membutuhkan dana segar, holding pariwisata tersebut bisa menerbitkan obligasi dimana daya tawar holding akan lebih kuat dibandingkan apabila GIAA menerbitkan sendiri obligasi tersebut sehingga cost of funds bisa ditekan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular