
Erick Pernah Kode Aksi Korporasi Besar BRI & Pesan Beli Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, pada Februari lalu pernah mengatakan soal roadmap sinergi pengembangan perusahaan pelat merah. Sinergi ini punya nilai strategis untuk mengembangkan bisnis BUMN.
Saat itu, Erick pun menyinggung beberapa inovasi terkait model bisnis dan strategi nilai PT Bank Rakyat Indonesia Tbk(BBRI). Dengan inovasi yang dilakukan, Erick bahkan menyinggung performa bisnis Bank BRI dan harga sahamnya.
"Ada strategic value, seperti BRI yang tidak lain bisnisnya besar, tapi memang punya tugas berat untuk ritel," kata Erick dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2020, di Jakarta, Rabu (26/2/2020).
"Tidak mungkin KUR [kredit usaha rakyat] ke Bank Mandiri dan BNI, footprint nggak kuat tapi BRI jangkauan luar biasa," kata Erick.
"Apalagi kemarin sudah rapat dengan BRI saya pastikan Juni ini ada sinergi antara BRI, PT Pegadaian, dan ada target marketj elas, ini kalau terjadi BRI akan jadi bank luar biasa, cepet-cepet beli sahamnya," lanjut Erick.
Hari ini, manajemen BRI menyampaikan aksi korporasi besar tersebut. Namun manajemen BRI masih merahasiakan rencana tersebut.
Sebenarnya apa rencana aksi korporasi tersebut? Yang hari ini disebutkan Direktur Utama BRI Sunarso. Dia mengatakan sedang menyiapkan sebuah aksi korporasi yang berkaitan dengan pengembangan bisnis UMKM, terutama di sektor ultra mikro.
Aksi korporasi ini tampaknya cukup besar, sehingga membutuhkan audit laporan keuangan sebagai salah satu syaratnya. Untuk aksi korporasi ini, BRI melakukan audit laporan keuangan untuk buku kuartal III-2020.
Namun, Direktur Utama BRI Sunarso dan Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengaku belum bisa menjelaskan aksi korporasi yang akan dilakukan.
"Jadi audit laporan keuangan September ini hal biasa kita lakukan, tetapi memang betul dalam rangka corporate action. Nanti pada saatnya kami share, ini belum public," ujar Haru dalam konferensi pers paparan kinerja Kuartal III-2020, Rabu (11/11/2020).
"Ditanya kemana arahnya, kembali lagi seperti kata pak dirut (aksi korporasi) ini untuk pengembangan UMKM," tambah Haru.
BRI merupakan raksasa bisnis dalam UMKM. Porsi portofolio kredit UMKM mencapai 80,65% dari total kredit September 2020 yang mencapai Rp 935,35 triliun.
Dirut BRI Sunarso memberikan petunjuk bahwa arah pengembangan BRI ke depan adalah go smaller, yaitu memberikan kredit ke segmen ultra mikro. Dengan arah ini, maka BRI mengincar porsi pembiayaan UMKM bisa naik ke 85%.
"Dari yang belum unbankable kita bawa masuk ke perbankan dengan perkuat base ultra mikro dan unbankable kita masukkan," ujar Sunarso memberi petunjuk arah bisnis ke depan.
Segmen unbankable memang belum banyak digarap oleh BRI selama ini. Segmen ini terdiri dari bagian, termasuk productive poor yang diyakini memiliki pangsa pasar sangat besar, namun hanya sangat sedikit bank yang bermain.
Segmen ini, yang selama ini digarap oleh perusahaan pembiayaan non bank, seperti BUMN Pegadaian maupun Permodalan Nasional Madani (PNM).
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, mengatakan BRI harus menemukan sumber pertumbuhan yang baru. Untuk itu, BRI mulai masuk ke segmen ultra mikro dalam 2 bulan terakhir.
"Dalam 2 bulan kita sudah kasih ultra mikro Rp 5,5 T dengan customer lebih dari 700 ribu nasabah," ujarnya.
Menurutnya, penyaluran kredit ke segmen ini berbasis data, yang didapat dari data penerima bantuan pemerintah maupun data dari Agen BRILink.
"Karena BRI peran utama di stumulus pemerintah dari stumulus ada data base besar, Pak Indra (Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI), sudah buat data yang jadi bantuan buat agen BRI," ujar Supari.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kode Erick Thohir, Aksi Korporasi BRI, & Raksasa Finansial