
Vaksinnya Ampuh Lawan Covid, Siapa di Balik Investor Pfizer?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nama perusahaan farmasi asal New York City, AS, Pfizer Inc yang tercatat di New York Stock Exchange (NYSE) masih menjadi trending media sepanjang Selasa kemarin (10/11/2020) lantaran vaksin buatannya, BNT162b2, hasil kolaborasi dengan perusahaan Jerman, BioNTech SE, 90% berhasil melawan virus corona.
Kabar ini juga langsung membuat harga sahamnya melonjak pada penutupan perdagangan di Wall Street, Senin waktu AS atau Selasa pagi (10/11/2020) waktu Indonesia.
Saham Pfizer dengan kode perdagangan PFE melesat 7,69% di level US$ 39,20/saham atau Rp 545.000/saham kurs Rp 14.000/US$), dengan kenaikan year to date hanya 0,05%.
Setahun terakhir saham Pfizer naik 5,80% dengan kapitalisasi pasar US$ 217,9 miliar atau Rp 3.050 triliun.
Sementara itu, saham Biopharmaceutical New Technologies (BioNTech) atau emiten farmasi dengan kode BNTX di Bursa Nasdaq juga meroket 13,91% di level US$ 104,80/saham dan year to date sahamnya meroket 209,33% dengan kapitalisasi pasar US$ 25,05 miliar atau setara.
Siapa sebetulnya Pfizer dan bagaimana kinerja perusahaan saat ini?
Siapa pula pemegang saham perusahaan tersebut?
Situs perusahaan mencatat, Pfizer adalah perusahaan farmasi multinasional Amerika, salah satu perusahaan farmasi terbesar di dunia dan berada di peringkat 57 dalam daftar Fortune 500 tahun 2018 dari perusahaan terbesar AS berdasarkan total pendapatan.
Di Indonesia, Pfizer juga memiliki perwakilan yakni Pfizer Indonesia yang didirikan pada 1969, dan menjalankan operasional pabrik dan pemasaran sejak 1971.
Dimulai dengan hanya 11 pegawai, sekarang setelah penyatuan dengan beberapa perusahaan, jumlah pegawai mencapai hampir 600 orang sebagaimana disebut dalam siaran pers PT Pfizer Indonesia.
Dalam presentasi yang disampaikan Frank D'Amelio, Chief Financial Officer dan Executive Vice President, Global Supply Pfizer, menyebutkan total pendapatan perusahaan khusus kuartal III-2020 menembus US$ 12,1 miliar atau setara dengan Rp 169 triliun, turun 4% secara year on year (yoy).
Dari total pendapatan Q3 itu, pendapatan dari bisnis biofarma naik 4% menjadi US$ 10,2 miliar secara yoy.
Adapun pendapatan Pfizer secara global selama 9 bulan atau per September turun 8% menjadi US$ 35,96 miliar atau setara Rp 503 triliun dari periode yang sama tahun lalu US$ 39,06 miliar.
Frank D'Amelio, dalam bahan presentasi yang disampaikan di situs resmi Pfizer, juga mengungkapkan perusahaan membidik pendapatan tahun ini mencapai US$ 48,8 miliar hingga US$ 49,5 miliar.
Namun dengan kondisi saat in, target kemudian direvisi menjadi US$ 40,8 miliar hingga US$ 42,4 miliar.