
Sambut Biden-Harris, Bursa Saham Asia Happy! Nikkei Juaranya

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (9/11/2020) awal pekan ini, di tengah kian dekatnya kemenangan Joe Biden-Kamala Harris dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS).
Tercatat, indeks Nikkei di Jepang ditutup meroket 2,12%, disusul Shanghai Composite dari China yang melesat 1,86%, KOSPI Korea Selatan terdongkrak 1,27%, Hang Seng Hong Kong loncat 1,18% dan Straits Times Index (STI) Singapura terapresiasi 1,19%.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,38% di level 5.356 pada perdagangan hari ini.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih di BEI sebanyak Rp 189 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 10,7 triliun.
Pelaku pasar Asia merespons positif dari hasil perhitungan cepat pemilihan presiden (pilpres) AS, di mana calon dari Partai Demokrat sekaligus rival dari petahana Donald Trump, yakni Joseph 'Joe' Biden akhirnya menang dalam pilpres AS kali ini.
Sebelumnya, pada Minggu (8/11/2020) pukul 09:38 WIB, Biden memperoleh 290 suara elektoral (electoral college votes) berbanding 214 untuk Trump.
Butuh 270 suara elektoral untuk menjadi pemenang pemilihan presiden sehingga Biden sudah sah menggenggam status sebagai presiden AS terpilih.
Kemenangan Biden sejatinya sudah diperkirakan jauh-jauh hari. Berbagai jajak pendapat mengunggulkan eks wakil presiden pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama ini ketimbang Trump.
Satu hal yang membuat pelaku pasar lebih nyaman dengan Biden adalah ekspektasi bahwa kebijakan pemerintah ke depan tidak akan 'aneh-aneh'.
Kemungkinan besar tidak ada lagi perang dagang yang memanas antara AS dengan berbagai negara, terutama China.
Tidak ada lagi presiden yang terang-terangan 'menyerang' gubernur bank sentral. Tidak ada lagi cuitan-cuitan di Twitter yang menggemparkan tidak hanya dunia maya tetapi juga dunia nyata.
"Biden adalah kabar baik buat pasar. Kami sudah lelah dengan dampak yang muncul dari cuitan-cuitan Trump," tegas Christopher Stanton, Chief Investment Officer Sunrise Capital Partners, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Namun demikian, Trump menolak mengalah dan mengklaim bahwa perhitungan suara masih "jauh dari selesai." Tim suksesnya telah mengajukan gugatan di beberapa negara bagian, termasuk Pennsylvania dan Michigan, menuntut penghitungan ulang di beberapa tempat lain.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
