
Danger! Biden Effect Bawa Rupiah Super Kuat, Ada Bahayanya
Herdaru P, CNBC Indonesia
09 November 2020 14:48

Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro mengungkapkan dampak terhadap perekonomian Indonesia mungkin lebih bersumber dari volatilitas di pasar keuangan akibat kemungkinan berlanjutnya ketegangan perdagangan antara AS dan China.
Selain itu, jika pertumbuhan China atau AS terpengaruh, hal itu juga dapat berdampak negatif terhadap ekspor karena China dan AS adalah tujuan ekspor terbesar RI.
"Sisi baiknya, ketegangan yang masih ada dapat menyebabkan perusahaan multinasional melanjutkan rencana realokasi dari China ke Asia yang sedang berkembang, yang akan memberikan peluang bagi Indonesia untuk menarik dan meningkatkan investasi ke negara tersebut," jelas Andry.
Baru-baru ini, Perwakilan Dagang AS (USTR) telah menyetujui untuk memperpanjang fasilitas perdagangan yaitu pengecualian tarif impor khusus yang disebut Generalized System of Preferences (GSP) untuk Indonesia setelah 2,5 tahun evaluasi dan proses lobi yang mengamankan aliran sekitar 13% ekspor Indonesia ke Amerika Serikat.
"Oleh karena itu, dalam pandangan kami, perkembangan global akhir-akhir ini akan berdampak positif bagi Rupiah dalam jangka pendek, yang juga didukung oleh surplus perdagangan yang berturut-turut dalam beberapa bulan terakhir. Dalam jangka menengah akan lebih bergantung pada hal-hal yang fundamental, yaitu Defisit Transaksi Berjalan dan arus investasi. Pada titik ini, kami tetap yakin dengan perkiraan kami di Rp 14.296/US$ pada akhir tahun 2020," papar Andry.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Pages
Most Popular