
Biden Sah jadi Orang Nomor 1 di AS, Bursa Asia Pesta Pora

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia bergerak di zona hijau pada pukul 11:00 WIB, seiring dari menangnya calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden di pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) 2020.
Pada Pukul 11:00 WIB, tercatat indeks Nikkei di Jepang meroket 2,5%, disusul indeks Shanghai Composite China yang melesat 1,9%, indeks Hang Seng Hong Kong terdongkrak 1,61%, KOSPI Korea Selatan loncat 1,41% dan Straits Times Index (STI) dari Singapura yang menguat 1,16%.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pukul 11:00 WIB terpantau menguat tipis 0,02% ke level 5.336,61.
Bursa saham Asia bergerak 'liar' karena pelaku pasar Asia merespons dari hasil perhitungan cepat pemilihan presiden (pilpres) AS, di mana calon dari Partai Demokrat sekaligus rival dari petahana Donald Trump, yakni Joseph 'Joe' Biden akhirnya menang dalam pilpres AS kali ini.
Sebelumnya, pada Minggu (8/11/2020) pukul 09:38 WIB, Biden memperoleh 290 suara elektoral (electoral college votes) berbanding 214 untuk Trump.
Butuh 270 suara elektoral untuk menjadi pemenang pemilihan presiden sehingga Biden sudah sah menggenggam status sebagai presiden AS terpilih.
Kemenangan Biden sejatinya sudah diperkirakan jauh-jauh hari. Berbagai jajak pendapat mengunggulkan eks wakil presiden pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama ini ketimbang Trump.
Satu hal yang membuat pelaku pasar lebih nyaman dengan Biden adalah ekspektasi bahwa kebijakan pemerintah ke depan tidak akan 'aneh-aneh'.
Kemungkinan besar tidak ada lagi perang dagang yang memanas antara AS dengan berbagai negara, terutama China.
Tidak ada lagi presiden yang terang-terangan 'menyerang' gubernur bank sentral. Tidak ada lagi cuitan-cuitan di Twitter yang menggemparkan tidak hanya dunia maya tetapi juga dunia nyata.
"Biden adalah kabar baik buat pasar. Kami sudah lelah dengan dampak yang muncul dari cuitan-cuitan Trump," tegas Christopher Stanton, Chief Investment Officer Sunrise Capital Partners, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Sementara itu, di kawasan Asia, data yang telah dirilis hari ini adalah data cadangan devisa (cadev) Jepang periode Oktober 2020.
Melansir data dari Trading Economics, cadev Negara Sakura tersebut turun US$ 5,4 miliar menjadi US$ 1,38 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
