Kabar Gembira! Pasar Keuangan RI Mulai Kebanjiran Dana Asing

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
06 November 2020 16:43
Laju bursa saham domestik langsung tertekan dalam pada perdagangan hari ini, Kamis (10/9/2020) usai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan akan memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Senin pekan depan.

Sontak, investor di pasar saham bereaksi negatif. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok lebih dari 4% ke level 4.920,61 poin. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 430,47 miliar sampai dengan pukul 10.18 WIB.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing mulai masuk ke pasar keuangan pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Pada pekan November 2020, investor asing masuk pasar surat utang negara dan saham dalam jumlah yang relatif besar, setelah calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Joe Biden hampir dipastikan akan menggantikan Donald Trump.

Berdasarkan data Bank Indonesia, data transaksi 2-5 November 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik membukukan beli neto Rp3,81 triliun. Rinciannya, beli neto di pasar SBN sebesar Rp3,87 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp0,06 triliun.

"Premi CDS (Credit Default Swaps)[3]Indonesia 5 tahun turun di82,64 bps per 5 November 2020 dari 97,96 bps per 30 Oktober 2020," Kepala Departemen Komunikasi/Direktur Eksekutif Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko, dalam siaran pers yang dipublikasi di laman websit BI, Jumat (6/11/2020).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, dalam sepekan terakhir dari tanggal 2-6 November 2020, investor asing tercatat membukan beli neto Rp 1,2 triliun.

Secara akumulatif, lanjut Onny, berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto sebesarRp161,24 triliun.

Onny menambahkan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

BI juga kan melakukan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.


(hps/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Independensi BI Diganggu, Investor Asing Ancam Lepas Bond RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular