BoE Guyur Stimulus Rp 2.820 T, Kurs Poundsterling Melesat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 November 2020 17:35
FILE PHOTO: British five pound banknotes are seen in this picture illustration taken November 14, 2017. REUTERS/Benoit Tessier/File Photo
Foto: Ilustrasi mata uang poundsterling (REUTERS/Benoit Tessier)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling menguat melesat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (5/11/2020), setelah bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) mengumumkan tambahan stimulus moneter guna menanggulangi pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Tetapi melawan rupiah, poundsterling masih merosot tajam.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 16:25 WIB, poundsterling menguat 0,35% melawan dolar AS ke US$ 1,3032 di pasar spot. Padahal sebelumnya, poundsterling melemah 0,44% di US$ 1,2928, artinya dari level terendah tersebut mata uang Inggris ini berbalik melesat 0,8%.

Sementara melawan rupiah, pounsterling masih melemah 0,81% ke Rp 18.726,98/GBP, tetapi posisi tersebut membaik dibandingkan pagi tadi Rp 18.577,51/GBP, yang merupakan level terendah sejak 27 Juli.

Dalam pengumuman rapat kebijakan moneter siang tadi, BoE mengumumkan menambah nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) sebesar 150 miliar poundsterling (Rp 2.820 triliun, kurs Rp 18.800/GBP), menjadi total 895 miliar poundsterling.

Tambahan stimulus tersebut lebih banyak 50 miliar pounsterling ketimbang prediksi Reuters. Dengan tambahan tersebut, BoE mengatakan cukup untuk melakukan pembelian aset hingga akhir 2021.


Selain menambah nilai QE, bank sentral pimpinan Andrew Bailey ini juga mempertahankan suku bunga acuan sebesar 0,1%. Tetapi tidak memberikan indikasi akan memangkas suku bunga menjadi negatif, hal itulah yang membuat poundsterling langsung berbalik menguat melawan dolar AS, dan memangkas pelemahan melawan rupiah.

Sementara itu dolar AS hari ini sedang lesu. Hasil sementara perhitungan suara pemilihan presiden (pilpres) AS menunjukkan calon Partai Demokrat, Joe Biden, unggul dari lawannya petahana Partai Republik, Donald Trump.

Berdasarkan data dari NBC News, hingga sore ini, calon presiden dari Partai Demokrat ini memperoleh 253 electoral vote, artinya masih butuh 17 electoral vote lagi untuk memenangi pilpres. Sementara itu Trump sampai saat ini memenangi 214 electoral vote. Untuk memenangi pilpres diperlukan 270 electoral vote.

Data dari NBC News juga menunjukkan Biden untuk sementara unggul di Arizona yang memiliki 11 electoral vote, serta di Nevada dengan 6 electoral vote. Artinya jika kedua negara bagian tersebut berhasil dimenangi, maka Biden akan sukses melengserkan Trump.

Sementara itu, Dari perhitungan cepat Fox News, Biden tinggal selangkah lagi mendapatkan 270 electoral vote. Dari website media tersebut, Biden yang berpasangan dengan Kamala Harris memperoleh 264 suara sementara Trump yang berpasangan dengan Mike pence mendapatkan 214 suara.

Biden dan Partai Demokrat memang menjadi favorit pasar emerging market, sebab jika terpilih perang dagang AS-China kemungkinan akan berakhir, pajak korporasi di AS akan dinaikkan serta stimulus fiskal juga akan lebih besar.

Stimulus yang besar artinya jumlah uang yang beredar di perekonomian bertambah banyak, secara teori dolar AS akan melemah.

Sementara rupiah malah diuntungkan, sebab kenaikan pajak dan stimulus fiskal tersebut diperkirakan akan memicu aliran modal ke negara emerging market seperti Indonesia. Rupiah pun mampu menguat melawan poundsterling.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular