Laba Melesat 300%, Saham XL Diborong Investor

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
05 November 2020 13:47
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten jasa telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) menanjak 6,80% ke level Rp 2.120 per saham sampai dengan sesi pertama perdagangan hari ini. Pada awal perdagangan sesi II, saham XL Axiata naik lagi 7,81% ke level Rp 2.140/saham. 

Data perdagangan mencatat, saham EXCL ditransaksikan sebanyak 8.518 kali dengan volume 45,31 juta saham senilai Rp 124,37 miliar. Dalam sepekan terakhir, harga saham emiten yang dikendalikan oleh Axiata (Indonesia) Investment Sdn. Bhd ini naik 4,90%.

Namun, jika dilihat sejak awal tahun ini, saham EXCL masih terkoreksi 32,06%. Investor tampaknya merespons positif laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan hari ini.

Perseroan tercatat membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,07 triliun sampai dengan kuartal III-2020. Perolehan ini naik signifkan 316,32% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 498,41 miliar. Naiknya laba bersih ini mengerek laba bersih per saham dasar perseroan menjadi Rp 194 per saham dari tahun lalu Rp 47 per saham.

Sepanjang 9 bulan ini, EXCL mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 4,99% menjadi Rp 19,65 triliun dari sebelumnya Rp 18,72 triliun.

Kenaikan pendapatan tersebut dikontribusi dari naiknya pendapatan data sebesar 13,35% menjadi Rp 16,09 triliun dari sebelumnya Rp 14,19 triliun. Pendapatan non data mengalami penurunan menjadi Rp 2,24 triliun dari Rp 2,85 triliun. Pendapatan jasa interkonreksi turun menjadi Rp 606,46 miliar dai Rp 854,07 miliar.

Sementara itu, pendapatan dari jasa telekomunikasi lainnya masih meningkat menjadi Rp 475 miliar. Sedangkan, pendapatan dari sirkit langganan dan sewa menara memberikan andil terhadap pendapatan sebesar Rp 141 miliar dan Rp 104,41 miliar.

Beban penyusutan mengalami kenaikan menjadi Rp 7,41 triliun dari Rp 5,38 triliun. Sedangkan, beban infrastruktur juga menyusut menjadi Rp 6 triliun dari sebelumnya Rp 7,09 triliun. Adapun, beban penjualan dan pemasaran perseroan turun menjadi Rp 1,35 triliun dari sebelumnya Rp 1,43 triliun.

Jumlah aset XL Asiata sampai dengan September ini tercatat sebesar Rp 68,39 triliun, meningkat dari posisi Desember 2019 sebesar Rp 62,72 triliun. Jumlah ini terdiri dari liabilitas perseroan senilai Rp 47,52 triliun dan ekuitas sebesar Rp 20,87 triliun.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Xl Satu Fiber, Solusi Telekomunikasi di Era Normal Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular