Bos Garuda: Holding BUMN Aviasi-Pariwisata Kelar Akhir 2020

Monica Wareza, CNBC Indonesia
04 November 2020 13:47
Garuda Indonesia Luncurkan Livery Pesawat
Foto: Garuda Indonesia Luncurkan Livery Pesawat "bermasker" (Dok. Garuda Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pemerintah untuk membentuk holding baru dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk perusahaan yang berhubungan dengan penerbangan (aviasi) dan pariwisata akan segera terwujud.

Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata ini akan segera rampung pembentukannya akhir tahun ini.

Salah satu perusahaan yang akan tergabung dalam holding ini, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyebutkan penyelesaian holding ini sudah berada dalam tahap menanti keluarnya persetujuan pemerintah.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan tak lama lagi harusnya pembentukan holding tersebut akan selesai, setidaknya jelang akhir tahun ini.

"[Dalam tahap] Persetujuan pemerintah... Iya [selesai akhir tahun]," kata Irfan kepada CNBC Indonesia, Rabu (4/11/2020).

Dia menyebutkan holding ini nantinya akan dipimpin oleh PT Survai Udara Penas (Persero) alias Penas dengan perusahaan holding yang akan ada di bawahnya nanti berasal dari perusahaan penerbangan dan pendukungnya, perhotelan hingga ritel yang seluruhnya dimiliki pemerintah.

Beberapa perusahaan yang akan di holding ini antara lain Garuda Indonesia, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), PT Angkasa Pura I dan II, dan PT Hotel Indonesia Natour (HIN).

Holding yang disebut-sebut telah disiapkan sejak awal tahun lalu ini disebut-sebut akan melibatkan PT Pelita Air Services (Pelita Air) dan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan penggabungan perusahaan pelat merah di sektor ini menjadi krusial untuk kembali membangkitkan sektor penerbangan dan pariwisata yang dihantam dampak Covid-19.

"Sehingga next pandemi, fondasi ekonomi di sektor pariwisata dan penerbangan bisa semakin lebih baik dan bisa berlari lebih cepat lagi," kata Jokowi, Kamis (6/8/2020).

Jokowi melihat penurunan ini menjadi momentum pemerintah untuk melakukan konsolidasi dalam bertransformasi di bidang pariwisata dan penerbangan. Penggabungan BUMN, merupakan solusi yang tidak lama akan menjadi kenyataan.

"Melalui penataan yang baik, mengenai rute penerbangan, penentuan hub, penentuan super hub, kemudian juga kemungkinan untuk menyatukan BUMN penerbangan dan pariwisata sehingga arahnya semakin kelihatan," katanya.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo juga mengatakan pihaknya tengah membahas rencana konkret mengenai konsolidasi tersebut.

"Baru saja saya diskusi mengenai holding aviasi dan pariwisata. Kita mengintegrasikan Garuda, Angkasa Pura, ITDC, HIN, menjadi satu holding," katanya dalam HSBC Economic Forum bertajuk 'Orchestrating the next move: Transforming Indonesia into Asia's next supply chain hub' yang berlangsung secara virtual, Rabu (16/9/2020).

"Di 2021 sampai Q2-2022 kita harapkan bisa melakukan restrukturisasi portofolio secara lebih efektif. Ini diharapkan setelah holding ini efektif dan klasternya terjadi di 2022, orkestrasi dari konektivitas udara untuk men-generate arus pariwisata ini bisa berjalan," kata Wamen yang akrab disapa Tiko ini.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pendapatan Garuda Indonesia (GIAA) Naik 18,27%, Tembus US$ 1,62 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular