Degdegan Biden vs Trump, Bursa Asia Hijau! Nikkei Meroket

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
04 November 2020 09:07
A man walks in front of an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, June 17, 2020. Major Asian stock markets declined Wednesday after Wall Street gained on hopes for a global economic recovery and Japan's exports sank. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (AP/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia mayoritas dibuka menguat pada perdagangan Rabu (4/11/2020), seiring dengan kabar positif dari bursa saham acuan global, Wall Street yang ditutup menguat tajam pada Selasa (3/10/2020) waktu Amerika Serikat (AS).

Tercatat indeks Nikkei Jepang meroket 1,31%, indeks Shanghai di China naik tipis 0,07% STI Singapura terapresiasi 0,19% dan KOSPI Korea Selatan melesat 0,77%.

Sementara itu, indeks Hang Seng di Hong Kong hari ini dibuka melemah 0,60%. Tapi kemudian Hang Seng menguat 0,59% pada pukul 08.59 WIB. Bahkan Shanghai malah turun 0,01% kemudian hijau kembali.

Beralih ke barat, Bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) melesat lagi pada perdagangan Selasa waktu setempat, saat warga AS memberikan suara mereka dalam pilpres 2020.

Indeks Dow Jones memimpin penguatan dengan meroket 2,06% ke 27.480,03, disusul indeks Nasdaq yang terbang 1,85% ke 11.160,57, dan S&P 500 yang melesat 1,78% ke 3.369,16.

Dengan penguatan tersebut, Wall Street melanjutkan reli sejak Senin lalu, setelah membukukan kinerja mingguan terburuk sejak Maret lalu. Pada pekan lalu, indeks Dow Jones dan S&P 500 ambrol 6,5% dan 5,6%, sementara Nasdaq merosot lebih dari 5%.

Pilpres AS akhirnya segera mengakhiri ketidakpastian siapa yang akan menjadi orang nomer 1 di Negeri Adi Kuasa.

"Pada akhirnya, pasar ingin kejelasan, dan ancaman utama terhadap bursa saham pekan ini adalah munculnya gugatan pilpres, sehingga jika persaingannya ketat hingga membuka peluang menggugat, menunda, atau memperpanjang penghitungan suara, bursa saham akan berbalik turun," tutur Tom Essaye, pendiri The Sevens Report, kepada CNBC International.

Pilpres di AS akan melibatkan 94 juta suara. Pasar bertaruh Biden akan unggul telak, sehingga kecil kemungkinan muncul pertikaian mengenai hasil pilpres sehingga pemerintah ke depan bakal lebih cepat menyelesaikan stimulus tahap kedua.

"Deklarasi pemenang sudah pasti akan lebih baik bagi pasar, siapa pun pemenangnya. Jika kita bangun besok dan kita tidak memiliki kepastian siapa yang menang, itu tidak akan mengejutkan pasar," kata Art Hogan, kepala ahli strategi pasar di National Securities, sebagaimana dilansir CNBC International.

"Namun jika kita berbicara ini di pertengahan pekan depan, dan berbicara gugatan hasil atau perhitungan ulang, itu akan menjadi skenario terburuk," katanya.

Segera berakhirnya ketidakpastian di AS, investor yang sebelumnya melakukan aksi jual dikatakan kembali melakukan aksi beli, apalagi setelah Wall Street merosot sekitar 10%.

"Saat pilpres akhirnya terjadi, investor yang melakukan aksi jual karena rumor saat ini kemungkinan akan melakukan aksi beli karena berita, dan akhirnya, setelah merosot hampir 10% satu bulan terakhir, kembali terjadi aksi buy on dip," kata Jim Paulsen, kepala ahli strategi investasi di Leuthold Group.

Sementara itu, di kawasan Asia, data ekonomi yang telah dirilis hari ini adalah data cadangan devisa (cadev) Korea Selatan periode Oktober 2020.

Berdasarkan data dari Trading Economics, cadev Negara Ginseng tersebut naik US$ 5,96 miliar menjadi US$ 426,51 miliar dari sebelumnya pada September 2020 sebesar US$ 420,55 miliar.

Selain cadev Korea Selatan, data ekonomi lainnya yang akan dirilis hari ini di kawasan Asia adalah Purchasing Manager' Index (PMI) Jasa dan Gabungan versi Caixin untuk periode Oktober 2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular