
Dolar AS di Bawah Rp 14.600, Rupiah Terbaik Asia!

Investor memang sedang menjauhi dolar AS. Pada pukul 09:11 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,16%.
Maklum, mata uang Negeri Paman Sam sudah menguat cukup tajam. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index masih menguat 1,11% secara point-to-point meski saat ini melemah.
Artinya, potensi cuan yang bisa didapat pelaku pasar masih cukup besar. Ini akan memancing perilaku ambil untung (profit taking) yang kemudian membuat dolar AS terdepresiasi.
Survei Reuters terhadap 42 analis yang dihelat pada 27 Oktober-2 November menyebutkan, saat ini pelaku pasar cenderung mengambil posisi jual (short) terhadap dolar AS. Sebanyak 29 analis atau hampir 70% menyatakan akan mengambil posisi tersebut, terutama setelah hasil pemlihan presiden (pilpres) sudah diketahui.
"Pergerakan dolar AS akhir-akhir ini tergantung terhadap sentimen pilpres. Setelah hasil pilpres diketahui, akan terbuka ruang untuk menjual dolar AS," kata Steve Englander, Head of Global G10 FX Research Standard Chartered.
![]() |
Ke depan, prospek dolar AS juga masih suram karena siapapun presidennya kebijakan moneter akan tetap longgar. Sebab ekonomi AS masih perlu sokongan stimulus moneter berupa suku bunga rendah.
"Apapun hasil pilpres AS, kebijakan bank sentral akan tetap akomodatif. Pelaku pasar punya ekspektasi bahwa likuiditas akan berlimpah," sebut riset ANZ.
Dengan situasi dolar AS yang sedang tertekan, mata uang lain punya peluang besar untuk menguat. Rupiah pun tidak mau ketinggalan memanfaatkan kesempatan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
