Apes! Lockdown Booming Lagi, Minyak Anjlok 5% ke Bawah US$ 40

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
29 October 2020 08:36
Pumpjacks are seen at an oil field in Huaian, Jiangsu province, China November 11, 2017. Picture taken November 11, 2017. REUTERS/Stringer  ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.
Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah untuk kontrak teraktif yang diperdagangkan di bursa berjangka ambrol signifikan seiring dengan maraknya lockdown di berbagai negara Eropa menyusul lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan dan semakin mencemaskan. 

Pada perdagangan kemarin Rabu (28/10/2020), harga minyak berjangka terpangkas ke bawah US$ 40/barel. Harga kontrak berjangka acuan internasional Brent anjlok 5.1% ke US$ 39,12/barel. 

Sementara itu harga minyak berjangka patokan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) anjlok lebih dalam dengan koreksi sebesar 5,5% ke US$ 37,39/barel. 

Brent kembali ke level terendahnya sejak 12 Juni 2020 dan WTI kembali ke posisi terendah sejak 2 Oktober 2020. Koreksi 5% dalam sehari merupakan koreksi harian terdalam sejak 8 September 2020. 

Amerika Utara dan Benua Eropa kini menjadi episentrum penyebaran virus Corona. Memasuki musim dingin, lonjakan kasus infeksi Covid-19 terjadi di banyak tempat seperti AS, Jerman, Prancis dan negara Eropa lain. 

Seperti yang sudah dikhawatirkan, musim dingin menjadi periode yang buruk di mana wabah menjadi ganas kembali. Lockdown dengan berbagai skala kembali diterapkan di Eropa terutama di Prancis. 

Di Jerman, kanselir Angela Merkel mengatakan bakal menutup bar, restoran, bioskop, teater dan fasilitas publik lain selama empat pekan dimulai sejak 2 November nanti. 

Beralih ke Perancis. Presiden Emmanuel Macron memberlakukan penguncian nasional baru ketika kasus virus korona melonjak di negaranya. Penguncian akan mulai berlaku mulai hari Jumat.

Pembatasan akan diberlakukan setidaknya hingga 1 Desember dan serupa dengan yang diberlakukan pada musim semi. Pembatasan baru berarti orang harus kembali tinggal di rumah mereka kecuali keluar untuk membeli barang-barang penting, mencari perhatian medis, atau berolahraga.

Di saat lockdown kembali marak dan membuat prospek pemulihan permintaan minyak menjadi kelam, pasar justru mendapat tambahan pasokan minyak. Pembukaan ladang minyak Libya membuat output Libya kembali ke level 1 juta barel per hari (bpd) dalam waktu singkat. 

Kembali beroperasinya aktivitas produksi minyak di AS pasca Badai Delta melanda membuat produksi minyak di Negeri Paman Sam meningkat dan menjadi level tertinggi sejak Juli ke 11,1 juta bpd. 

Mobilitas yang rendah membuat kebutuhan bahan bakar drop. Permintaan yang masih rendah membuat stok minyak mentah di AS melonjak. Data resmi pemerintah (EIA) menunjukkan stok minyak mentah AS naik 4,3 juta barel pekan lalu. Naik lebih tinggi dibanding prediksi pasar yang hanya bertambah 1,2 juta barel.

Lockdown yang marak dan pasokan yang berlimpah membuat pasar kembali dicemaskan oleh fenomena kelebihan pasokan yang membuat harga minyak menjadi anjlok signifikan. 

Namun karena sudah tertekan sejak akhir Oktober, pagi ini Kamis (29/10/2020) banyak trader memanfaatkan harga yang sudah ke bawah US$ 40/barel untuk kembali melakukan aksi beli sehingga ada kenaikan 0,5%.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Turut Terguncang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular