Nikkei-Hang Seng Jeblok, Indeks Shanghai & Kospi Markotop!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
28 October 2020 17:03
A currency trader walks by screens showing the Korea Composite Stock Price Index (KOSPI), left, and the foreign exchange rate between U.S. dollar and South Korean won at the foreign exchange dealing room in Seoul, South Korea, Thursday, Feb. 7, 2019. Asian shares were mostly higher Thursday on news that the Reserve Bank of Australia may cut interest rates, driving hopes that other central banks could come to the same conclusion. (AP Photo/Lee Jin-man)
Foto: Seorang pedagang mata uang bekerja di dekat layar yang menunjukkan nilai tukar mata uang asing di ruang transaksi pertukaran mata uang asing di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 7 Februari 2019. Foto AP / Lee Jin-man

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia ditutup bervariatif pada perdagangan Rabu (28/10/2020), seiring dengan campur aduknya sentimen negatif terutama yang datang di Negara Paman Sam (Amerika Serikat/AS) dan Benua Biru (Eropa).

Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 0,29%, indeks Hang Seng di Hong Kong terpangkas 0,32%, dan indeks STI Singapura juga ambles 1,17%.

Adapun indeks Shanghai China menguat 0,46%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 0,62%.

Sentimen yang membuat bursa Asia ditutup bervariasi adalah terkait lonjakan kasus corona (Covid-19) di AS dan Eropa serta nasib dari stimulus corona di AS yang hingga kini masih tidak jelas kapan disahkan.

Kenaikan kasus harian baru corona di AS kembali mengkhawatirkan pelaku pasar global. Belum lagi, corona meningkat hampir di seluruh Eropa, di mana pemerintah memberlakukan aturan pembatasan baru.

Mundurnya ketok palu stimulus ekonomi AS juga mempengaruhi pergerakan bursa saham acuan global. Presiden AS Donald Trump mengatakan Kongres akan menyetujui paket penyelamatan pandemi itu setelah 3 November.

"Kemunduran yang kita lihat adalah karena langkah risk-off akibat paket stimulus yang sekarang dikesampingkan," kata kepala strategi pendapatan tetap di Wisdom Tree Investments Kevin Flanagan, seraya menyebut ini membuat investor kecewa.

Sementara itu, data kepercayaan konsumen AS di bulan Oktober tertinggal dari ekspektasi analis.

"Penilaian konsumen terhadap kondisi saat ini membaik sementara ekspektasi menurun, terutama didorong oleh melemahnya prospek pekerjaan jangka pendek," kata Direktur Senior Indikator Ekonomi The Conference Board Lynn Franco dikutip dari AFP.

Di Korea, sentimen terkuat datang dari kabar ekonomi Korsel yang resmi resesi. Setelah di kuartal II 2020 (Q2) ekonomi -2,7%, PDB Negeri Ginseng tersebut juga berkontraksi 1,3% di Q3 2020 dalam basis tahunan (yoy).

Ini menjadikan negeri 'oppa' resmi masuk jurang resesi. Resesi sendiri diartikan sebagai negatifnya pertumbuhan ekonomi dua kuartal berturut-turut atau lebih dalam satu tahun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular