
Tanpa Rupiah, Mata Uang Asia Bikin Dolar AS Babak Belur

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas mata uang utama Asia menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (28/10/2020). Rupiah tidak ikut berlaga, sebab pasar keuangan dalam negeri libur hingga Jumat nanti, dalam rangka cuti bersama perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang pada hari Kamis besok.
Melansir data Refinitiv, hingga pukul 15:40 WIB, ringgit Malaysia memimpin penguatan melawan dolar AS sebesar 0,19%. Won Korea Selatan yang kemarin menguat tajam hari ini malah jadi mata uang yang terburuk di Asia.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Dolar AS sedang dalam mode defensif, sebab besok akan dirilis data produk domestik bruto (PDB) AS yang diprediksi tumbuh hingga 31,9%, Artinya Negeri Paman Sam akan lepas dari resesi setelah 2 kuartal sebelumnya PDB berkontraksi 31,4% dan 5%.
Kemudian pekan depan akan ada pemilihan presiden (pilpres) AS pada 3 November waktu setempat, yang tentunya memberikan ketidakpastian di pasar.
Setelah pilpres selesai, isu stimulus fiskal di AS akan kembali menjadi perhatian. Stimulus fiskal pada akhirnya akan cair siapapun pemenangnya apakah petahana dari Partai Republik, Donald Trump, dengan lawannya dari Partai Demokrat Joseph 'Joe' Biden.
Namun, nilai stimulus akan lebih besar jika Joe Biden dan Partai Demokrat memenangi pemilihan tahun ini. Saat stimulus fiskal cair, maka jumlah uang yang bereda di perekonomian akan bertambah, dan secara teori dolar AS akan melemah.
Sementara itu rupiah seandainya berlaga pada hari ini ada kemungkinan tidak akan menguat.
Hal ini terlihat dari pergerakan kurs rupiah di pasar non-deliverable forward (NDF) yang melemah hingga sora ini dibandingkan dengan beberapa saat sebelum penutupan perdagangan Selasa kemarin.
Periode | Kurs Selasa (27/10/2020) Pukul 14:54 WIB | Kurs Rabu (28/10/2020) Pukul 15:50 WIB |
1 Pekan | Rp14.634,5 | Rp14.657,8 |
1 Bulan | Rp14.659,0 | Rp14.700,0 |
2 Bulan | Rp14.709,0 | Rp14.749,0 |
3 Bulan | Rp14.755,0 | Rp14.795,0 |
6 Bulan | Rp14.885,0 | Rp14.925,0 |
9 Bulan | Rp15.055,0 | Rp15.088,0 |
1 Tahun | Rp15.235,0 | Rp15.275,0 |
2 Tahun | Rp15.976,0 | Rp16.016,0 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Maklum saja rupiah melemah, dalam 2 hari terakhir, rupiah mampu menguat masing-masing 0,14% dan 0,07%. Dengan pasar dalam negeri yang libur hingga Jumat nanti, artinya rupiah sekali lagi sukses mencatat penguatan 5 pekan beruntun.
Reli yang cukup panjang tetapi tidak begitu terlihat sebab penguatan rupiah tipis-tipis saja. Total, selama 5 pekan tersebut rupiah membukukan penguatan 1,52%, dengan penguatan terbesar terjadi di pekan yang berakhir 9 Oktober, sebesar 1,05%.
Memang penguatannya tidak besar jika melihat reli yang cukup panjang. Tetapi bisa menunjukkan stabilitas rupiah yang bagus, untuk mengarungi pasar dengan "ombak" besar pekan depan.
TIM RIET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Merana Nyaris ke Rp15.000 Lagi, Ini Biang Keroknya