Dolar Perkasa! Seadainya Tidak Libur, Rupiah Bakal KO

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 October 2020 11:25
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar finansial dalam negeri libur panjang mulai hari ini, Rabu (28/10/2020) hingga Jumat nanti, dalam rangka cuti bersama perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang pada hari Kamis besok.

Namun, seandainya pasar dibuka hari ini, rupiah kemungkinan besar akan melemah. Hal ini terlihat dari pergerakan kurs rupiah di pasar non-deliverable forward (NDF) yang melemah hari ini dibandingkan dengan beberapa saat sebelum penutupan perdagangan Selasa kemarin.

PeriodeKurs Selasa (27/10/2020) Pukul 14:54 WIBKurs Rabu (28/10/2020) Pukul 10:22 WIB
1 PekanRp14.634,5Rp14.656,9
1 BulanRp14.659,0Rp14.695,4
2 BulanRp14.709,0Rp14.742,9
3 BulanRp14.755,0Rp14.791,9
6 BulanRp14.885,0Rp14.902,4
9 BulanRp15.055,0Rp15.060,7
1 TahunRp15.235,0Rp15.245,0
2 TahunRp15.976,0Rp15.976,0

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Melonjaknya kasus pandemi penyakit virus corona (Covid-19) di Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang membuat sentimen pelaku pasar memburuk. Saat sentimen memburuk, rupiah yang merupakan aset emerging market dengan imbal hasil tinggi menjadi kurang menarik.

Dalam 2 hari terakhir, rupiah mampu menguat masing-masing 0,14% dan 0,07%. Dengan pasar dalam negeri yang libur hingga Jumat nanti, artinya rupiah sekali lagi sukses mencatat penguatan 5 pekan beruntun.

Reli yang cukup panjang tetapi tidak begitu terlihat sebab penguatan rupiah tipis-tipis saja. Total, selama 4 pekan tersebut rupiah membukukan penguatan 1,31%, dengan penguatan terbesar terjadi di pekan yang berakhir 9 Oktober, sebesar 1,05%.

Dengan penguatan di pekan ini, total dalam 5 pekan rupiah menguat 1,52%. Memang penguatannya tidak besar jika melihat reli yang cukup panjang. Tetapi bisa menunjukkan stabilitas rupiah yang bagus, untuk mengarungi pasar dengan "ombak" besar pekan depan.

Ketika pasar dalam negeri libur nanti, AS Kamis waktu setempat akan merilis data produk domestik bruto (PDB) AS yang diprediksi tumbuh hingga 31,9%, Artinya Negeri Paman Sam akan lepas dari resesi setelah 2 kuartal sebelumnya PDB berkontraksi 31,4% dan 5%.

Kemudian pekan depan akan ada pemilihan presiden (pilpres) AS pada 3 November waktu setempat, yang tentunya memberikan ketidakpastian di pasar. Kemudian masalah stimulus fiskal di AS yang sepertinya tidak akan cair sebelum pilpres selesai. Serta data PDB Indonesia kuartal III-2020 yang akan dirilis pekan depan.

Indonesia sudah pasti mengalami yang pertama kalinya dalam 22 tahun terakhir, tetapi seberapa besar kontraksi ekonomi yang menjadi misteri.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi kuartal III-2020 akan berada di kisaran minus 1% hingga 2,9%.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2020 akan dirilis pada 5 November mendatang, setelah mengalami kontraksi 5,32% di kuartal II-2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular