
Pasar Tegang, Saudara-saudara! Rupiah Jadi Tak Tenang...

Presiden Donald Trump menegaskan bahwa tingginya kasus corona di Negeri Adidaya disebabkan oleh jumlah tes yang masif. Harus diakui, itu memang kenyataannya. Mengutip catatan Worldometer, AS sudah melakukan uji terhadap 134.349.240 spesimen, terbanyak kedua di dunia setelah China.
"Kasus meningkat karena kami melakukan TES, TES, TES. Konspirasi media bohong. Banyak orang muda yang sembuh dengan cepat. 99,9%. Konspirasi media korup mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah. Pada 4 November (pelaksanaan pemilihan presiden/pilpres AS) topik akan berubah total. Ayo memilih!" cuit Trump di Twitter.
Selain itu, investor juga mencemaskan nasib stimulus fiskal di AS yang terkatung-katung. Stimulus yang sempat digadang-gadang gol pada akhir pekan lalu sampai sekarang masih blong. Sepertinya mustahil berharap stimulus bisa cair sebelum pilpres karena faktor politik yang sangat kental.
"Kekhawatiran terhadap lonjakan kasus corona dan kegagalan dalam mencapai kesepakatan soal stimulus membuat investor grogi. Itu yang menjadi penyebab anjloknya pasar hari ini," kata Michael Arone, Chief Investment Strategist State Street Global Advisors yang berkedudukan di Boston, seperti dikutip dari Reuters.
Dalam situasi penuh ketegangan seperti ini, investor tentu enggan mengambil risiko. Pilihan lagi-lagi jatuh kepada aset-aset aman (safe haven) seperti emas. Pada pukul 08:00 WIB, harga emas dunia di pasar spot naik 0,12% karena tingginya minat pelaku pasar.
Kalau sudah begini, arus modal yang masuk ke pasar keuangan Tanah Air menjadi seret. Rupiah tidak punya pilihan selain melemah karena kekurangan 'darah'.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
