Menguat Lawan Dolar AS, tapi Rupiah Dibantai Mata Uang Dunia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 October 2020 16:51
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat 0,14% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.650/US$ di pekan ini. maju mundur stimulus fiskal di AS menjadi isu utama perdagangan pasar valuta asing.

Meski mampu menguat melawan dolar AS, rupiah nyatanya "dibantai" mata uang lainnya, mulai dari Asia hingga Eropa.

Melansir data Refinitiv, rupiah mengalami pelemahan cukup tajam melawan mata uang Eropa. Euro dan franc Swiss mampu menguat lebih dai 1%, sementara poundsterling 0,85%.

Dari benua Amerika, dolar Kanada mampu menguat 0,36%. Beralih ke Asia, rupiah kinerja rupiah sedikit lebih baik, mampu menguat melawan dolar Singapura, rupee India, ringgit Malaysia serta baht Thailand. Tetapi melawan mata uang utama Asia lainnya, rupiah KO. 

Isu stimulus fiskal di AS mempengaruhi pasar mata uang di pekan ini. Perundingan antara Nancy Pelosi, Ketua DPR (House of Representatif) Amerika Serikat (AS) dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin yang membahas stimulus tersebut mulai berlangsung sejak awal pekan ini.

Selasa lalu waktu AS, Pelosi mengatakan setelah berbicara dengan Mnuchin dia berharap kesepakatan stimulus corona dapat dicapai pada akhir pekan ini.

Di hari yang sama, hal senada juga ditegaskan Kepala staf Gedung Putih Mark Meadows, yang mengatakan Pelosi dan Mnuchin akan melanjutkan perundingan di hari Rabu, dan berharap melihat adanya beberapa kesepakatan sebelum akhir pekan.

Namun kabar terbaru, stimulus di AS kemungkinan tidak cair hingga pemilu presiden (pilpres) di AS pada 3 November mendatang. Pelosi memberikan sinyal adanya kemajuan perundingan stimulus fiskal kemarin.

"Jika tdak ada kemajuan, saya tidak akan menghabiskan detik sekalipun di dalam perundingan ini. Ini adalah usaha yang serius. Saya percaya kami semua ingin mencapai kesepakatan," kata Pelosi sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (22/10/2020).

Meski demikian Pelosi juga memberikan indikasi stimulus kemungkinan belum akan cair sebelum pemilihan presiden 3 November mendatang. Ia mengatakan butuh waktu untuk menyelesaikan dan menandatangani undang-undang stimulus fiskal, artinya harapan akan cairnya stimulus di pekan ini.

Sementara itu, Mnuchin mengatakan sudah berkompromi dengan Pelosi, dan jika ketua DPR dari Partai Demokrat tersebut juga mau berkompromi, maka kesepakatan kemungkinan akan tercapai.

"Kami menawarkan kompromi, masih ada yang harus dirundingkan lebih dalam dengan ketua DPR. Jika ia may berkompromi, makan akan ada kesepakatan. Tetapi kami sudah mendapat kemajuan di beberapa isu, dan masih ada isu signifikan yang harus kita selesaikan bersama," kata Mnuchin sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (23/10.2020).

Sementara itu dari dalam negeri, pada hari Jumat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan angka realisasi investasi kuartal III-2020 yang akhirnya bertumbuh.

BKPM melaporkan pada kuartal III-2020, total investasi yang masuk ke Tanah Air tercatat Rp 209 triliun. Naik 1,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Penanaman Modal Asing (PMA) pada periode Juli-September 2020 adalah Rp 106,1 triliun, tumbuh 1,1% YoY. Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah Rp 102,9 triliun, naik 2,1% YoY.

Pertumbuhan PMA di kuartal III tersebut menjadi yang pertama di tahun ini setelah mengalami kontraksi dalam 2 kuartal beruntun.

"Kita harus selalu optimis dan berpikir positif. Masa kritis realisasi investasi sudah terlewatkan, itu pada kuartal II. Pada kuartal III, realisasi sudah Rp 209 triliun, mencapai 74,8% dari target," kata Bahlil Lahadalia, Kepala BKPM, dalam jumpa pers hari ini, Jumat (23/10/2020).

Membaiknya investasi di kuartal III-2020 tentunya memberikan harapan akan pemulihan ekonomi Indonesia yang bisa dipastikan mengalami resesi untuk pertama kalinya dalam 22 tahun terakhir.

Resesi memang sudah pasti, hanya saja seberapa besar kontraksi ekonomi yang menjadi misteri yang dinanti pelaku pasar.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi kuartal III-2020 akan berada di kisaran minus 1% hingga 2,9%.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2020 akan dirilis pada 5 November mendatang, setelah mengalami kontraksi 5,32% di kuartal II-2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular