
Awas Dolar Menggila, Rupiah! Ekonomi AS Diramal Tumbuh 32,5%

Secara teknikal, rupiah di pekan ini berakhir di atas Rp 14.640/US$. Level tersebut merupakan Neckline dari pola Double Top yang terbentuk sejak Jumat (25/9/2020).
Sementara itu, indikator stochastic pada grafik harian akhirnya masuk ke wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang masuk ke wilayah jenuh jual berisiko membawa rupiah ke zona merah.
![]() Foto: Refinitiv |
Jika tertahan di atas Rp 14.640/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah menuju Rp 14.700/US$.
Resisten kuat ada di Level Rp 14.730/US$, yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).
Level tersebut diperkuat dengan rerata pergerakan 50 hari (Moving Average/MA50) yang digambarkan dengan garis hijau, berada di kisaran Rp 14.730/US$.
Di sisi lain, pola Double Top merupakan sinyal pembalikan arah, artinya rupiah memiliki peluang menguat.
Namun, untuk menguat lebih jauh, rupiah menembus konsisten di bawah Neckline Rp 14.640/US$.
Puncak Double Top berada di level Rp 14.950/US$, hingga ke Neckline Rp 14.640/US$, artinya ada jarak Rp 310. Sehingga Jika Rupiah berhasil melewati dan bertahan di bawah Neckline, rupiah memiliki peluang menguat Rp 310, yakni di Rp 14.330/US$ dalam jangka menengah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]