Round Up Sepekan

Dolar Beringas, Harga Emas Dunia Dibuat Tak Berkutik

Tri Putra, CNBC Indonesia
24 October 2020 11:30
Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia pada perdagangan minggu ini naik tipis 0,09% ke level US$ 1.900,79/troy ons kembali diperdagangkan di level psikologisnya US$ 1.900/troy ons. Gerak harga emas yang cukup liar pekan ini tidak lepas dari sentimen tarik ulur stimulus fiskal untuk menanggulangi dampak Covid-19 di Amerika Serikat.

Berikut tabel gerak emas di pasar spot dalam sepekan.

Pada awal perdagangan pekan ini emas sempat melesat tinggi ke level US$ 1.924,49/troy ons karena harapan bahwa paket stimulus fiskal akan tiba sebelum pemilu presiden (pilpres) Paman Sam dilaksanakan.

Akan tetapi pesimisme stimulus bakal mencapai kesepakatan dan diumumkan sebelum perhelatan akbar pemilu AS dilaksanakan pada 3 November nanti menekan harga emas kembali ke level US$ 1.900.

Kini giliran kubu Partai Republik yang angkat suara dan keberatan soal nominal stimulus fiskal yang mencapai US$ 2 triliun. Menurut Republikan nominal tersebut terlalu besar dan memberatkan pemerintah di masa depan, terutama dengan utang yang semakin menggunung.

Jadi walau paket stimulus bisa lolos di House of Representatives (yang didominasi Demokrat), tetapi masih bisa terganjal di Senat (di mana Republik menjadi mayoritas). Situasi menjadi semakin tidak jelas.

"Sepertinya kita tidak akan ke mana-mana. Banyak bicara, tidak ada kerja," ujar Richard Shelby, Ketua Komite Kelayakan Senat, seperti diberitakan Reuters.

Oleh karena itu, suara-suara pesimisme mulai terdengar di Gedung Putih. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mulai tidak yakin stimulus bisa diketok sebelum pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) 3 November mendatang.

"Masih ada perbedaan pandangan yang signifikan dalam hal kebijakan. Mungkin ini belum bisa dituntaskan sebelum 3 November," kata Kudlow, seperti dikutip dari Reuters.

Ketidakjelasan seputar stimulus membuat dolar AS menguat dan menekan harga emas. Karena jika stimulus gol maka dolar AS yang beredar akan meningkat dan akan menekan harga greenback.

Emas dan dolar AS memang terkenal secara historis bergerak berlawanan arah karena emas diperdagangkan dengan satuan dolar AS. Ketika dolar AS menguat, maka harga emas cenderung terkoreksi. Begitu juga sebaliknya. Penguatan dolar AS membuat harga logam kuning itu menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Harga Emas Dunia Diprediksi Tembus Rp 4,5 Juta/gram

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular