
Pilpres AS Direcoki Iran-Rusia, Awas IHSG Kena Imbasnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,07% ke 5.096,44 pada perdagangan Rabu kemarin. Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 116 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 9,5 triliun.
Perundingan stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) masih jadi perhatian utama pelaku pasar. Ketua DPR (House of Representatif) memulai perundingan dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin sejak awal pekan lalu. Pelosi yang berasal dari Partai Demokrat mengatakan setelah berbicara dengan Mnuchin dia berharap kesepakatan stimulus corona dapat dicapai pada akhir pekan ini.
Kepala staf Gedung Putih Mark Meadows, juga mengatakan Pelosi dan Mnuchin akan melanjutkan perundingan di hari Rabu, dan berharap melihat adanya beberapa kesepakatan sebelum akhir pekan.
Perkembangan perundingan stimulus tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan pasar saham hari ini, Kamis (22/10/2020), termasuk IHSG.
Sentimen negatif dagang dari melemahnya bursa saham AS (Wall Street) pada perdagangan Rabu waktu setempat. Wall Street futures (berjangka) juga melemah lagi pagi ini, sebabnya Iran dan Rusia dikabarkan ikut campur dalam pemilihan presiden (Pilpres) yang akan dihelat pada 3 November mendatang.
Keduanya dikatakan memiliki informasi data warga Amerika Serikat yang terdaftar sebagai pemilih, serrta berusaha mempengaruhi publik.
"Iran dan Rusia sudah berusaha mempengaruhi opini publik terkait pemilihan presiden kita," kata direktur Intelegen Nasional, John Ratcliffe, sebagaimana dilansir CNBC International.
Ratcliffe mengatakan telah mendapat konfirmasi jika Iran dan Rusia memiliki data daftar para pemilih. Data tersebut bisa digunakan untuk memberikan informasi palsu yang dapat memicu kebingungan, kerusuhan dan kepercayaan terhadap demokrasi Amerika Serikat.
Secara khusus Ratcliffe mengatakan Iran telah mengirim email yang dirancang untuk mengintimidasi pemilihan, memicu kerusuhan, serta merusak nama Presiden Donald Trump.
Secara teknikal, IHSG kini bergerak di dekat rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50) yang ditunjukkan dengan garis hijau.
Indikator Stochastic pada grafik harian dan 1 jam tidak berada di wilayah jenuh beli (overbought) maupun jenuh jual (oversold), sehingga tidak bisa memberikan sinyal kemana IHSG akan bergerak.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
MA 50 berada di kisaran 5.115 hingga 5.120, iika berhasil dilewati IHSG berpeluang menguat kembali menuju kisaran 5.163 yang menjadi resisten kuat sebab merupakan Fibonnaci Retracement 50%.
Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.
![]() Foto: Refinitiv |
Sebaliknya, selama tertahan di bawah MA 50 IHSG berisiko melemah ke support 5.060. Jika support dilewati, ada risiko bursa kebanggaan Tanah Air ini turun ke kisaran 5.020.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengekor Wall Street & Bursa Asia, IHSG Koreksi Hampir 2%